Tridinews.com - Persaingan teknologi antara Amerika Serikat dan China kembali memanas setelah Presiden AS Donald Trump melarang Nvidia menjual chip kecerdasan buatan (AI) terbaru mereka, Blackwell, ke pasar China.
Mengutip laporan Gizmochina pada Jumat (7/11), Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, membenarkan keputusan tersebut. “Chip Blackwell bukanlah sesuatu yang ingin kami jual ke China saat ini,” ujarnya.
Larangan ini muncul setelah berbulan-bulan spekulasi mengenai kemungkinan Nvidia menjual versi chip dengan performa lebih rendah ke China. Namun, keputusan akhir sejalan dengan strategi Trump untuk mempertahankan dominasi teknologi AS dan mencegah China memperoleh perangkat keras AI canggih buatan Amerika.
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyebut chip Blackwell sebagai “permata mahkota inovasi AI Amerika”. Ia menambahkan, penjualan ke China baru akan dipertimbangkan setelah chip itu tersedia luas di pasar global dalam 12 hingga 24 bulan mendatang.
Menurutnya, perkembangan pesat Nvidia membuat Blackwell akan segera tergantikan oleh generasi chip baru, sehingga pembatasan ekspor dianggap tidak akan berdampak jangka panjang bagi AS.
Namun, kebijakan ini berdampak besar bagi Nvidia. Setelah sempat menguasai hingga 95 persen pasar pusat data AI di China pada 2022, posisi perusahaan kini menurun tajam. CEO Nvidia, Jensen Huang, menyatakan harapannya untuk bisa kembali ke pasar China di masa depan, tetapi mengakui belum ada rencana konkret untuk saat ini.
Sebagai respons, pemerintah China mengeluarkan instruksi tegas: semua proyek pusat data yang didanai negara harus menggunakan chip AI buatan dalam negeri. Proyek yang masih dalam tahap awal wajib membatalkan pesanan chip asing, sementara proyek yang sudah lebih dari 30 persen selesai akan dievaluasi secara individual.
Langkah ini menjadi salah satu kebijakan paling agresif Beijing untuk mencapai swasembada chip AI dan memperkuat posisi produsen lokal seperti Huawei, Cambricon, dan MetaX.
Meski demikian, para analis menilai chip buatan China masih tertinggal dari segi performa dan dukungan ekosistem perangkat lunak dibandingkan produk Nvidia. Hal ini berpotensi memperlambat perkembangan AI di China, meski dapat memperkuat kemandirian industri semikonduktor domestik.
Perang chip antara AS dan China kini menjadi simbol perebutan dominasi global dalam teknologi AI. AS berupaya mempertahankan keunggulannya, sementara China mempercepat langkah menuju kemandirian penuh — menciptakan kesenjangan baru dalam inovasi dunia.
Trump Larang Nvidia Jual Chip AI ke China, Perang Chip Memanas
. (net)