Tridinews.com - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi merespons pengembalian uang bonus untuk Persib Bandung dari hasil patungan para Aparatur Sipil Negara (ASN).
Polemik ini bermula ketika Dedi Mulyadi menjanjikan bonus Rp2 miliar kepada Persib Bandung yang berhasil menjadi juara Liga 1 2024/2025.
Bonus tersebut berasal dari uang pribadi Dedi Mulyadi sebesar Rp1 miliar, sedangkan Rp1 miliar lainnya diharapkan dari hasil patungan ASN Pemprov Jabar.
Belakangan diketahui bahwa uang yang diterima Persib Bandung dari hasil patungan ASN tersebut yakni sebesar Rp365 juta.
Persib Bandung, melalui Komisaris Umuh Muchtar pun mengembalikan uang bonus tersebut karena jumlahnya yang tidak sesuai.
Merespons hal ini, Dedi Mulyadi menyebut bahwa dirinya tidak pernah memaksakan target 1 miliar dari patungan ASN tersebut harus tercapai.
"Tercapainya berapa itu yang harus diberikan. Ketika hari ini keberatan terhadap angka itu kemudian memiliki ketakutan, takut sumbernya tak halal," kata Dedi Mulyadi di Mapolda Jabar, Selasa (1/7/2025).
Mantan Bupati Purwakarta tersebut menyebut bahwa pihaknya terlebih dulu berkonsultasi dengan aparat hukum apakah sumbangan bonus itu melanggar aturan atau tidak.
"Waktu itu sebelum terkumpul sumbangan untuk bonus itu dikonsultasikan dahulu dengan aparat hukum, melanggar atau tidak," kata dia.
Kini, Dedi Mulyadi pun menyerahkan seluruh keputusan terkait uang bonus tersebut kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar Herman Suryatman.
"Selanjutnya sekarang terserah pak Sekda saja, terserah para pemberi sumbangan mau dikemanakan saya tidak jadi masalah," kata Dedi Mulyadi.
Pengembalian oleh Umuh Muchtar
Sebelumnya diberitakan, Umuh Muchtar menyebut alasan penolakan uang bonus itu karena tidak sesuai janji.
"Saya klarifikasi biar semua Bobotoh tau, Bobotoh mendengar, bahwa uang yang dijanjikan Rp 1 miliar itu," ujar Umuh, saat ditemui di rumahnya, Jumat (27/6/2025) malam.
Umuh mengatakan, Sekda Jabar juga telah berkoar-koar menyampaikan sudah memberikan uang kadeudeuh dari ASN yang dikumpulkan dan dapat sekitar Rp 356 juta.
"Saya sudah bilang kepada staf di Persib tolak, kembalikan, jangan sampai ini jadi masalah jadi bumerang, harus jelas itu uang," tutur dia.
"Sekarang Bobotoh taunya Rp 1 miliar, bahkan ada yang selalu menanyakan, 'Pa udah katanya uang Rp1 miliar,'" tutur dia.
Umuh Muchtar menjelaskan bahwa uang yang tidak sesuai itu hanya yang berasal dari patungan ASN, sedangkan bonus dari Dedi Mulyadi pihaknya terima sesuai janji.
"Kalau yang dari Gubernur itu lain lagi, itu langsung (diberikan) Rp1 miliar. Saya tak tahu saya tak menerima itu langsung ke kantor," kata Umuh Muchtar.
Sebetulnya, kata Umuh, uang Rp1 miliar tidak susah, tapi itu menyusahkan sendiri, apa yang sudah dijanjikan.
"Harusnya jangan bilang dulu (jumlah bonus atau kadeudeuh yang akan diberikan), nanti saya kumpulkan berapa adanya gitu," ujar dia.
"Tapi dari sekarang jangan lah, capek. Sekda sudah saja tak usah, sudah cukup akan ditolak," katanya.
Umuh menegaskan, pihaknya juga akan tetap menolak jika uang bonus yang cair nantinya bertambah menjadi Rp1 miliar.
"Kecuali ada rinciannya, dulu kan bilangnya dari para kepala dinas, siapa aja, sekian-sekian jelas," tutur dia.
"Kalau tidak jelas ya ini jadi masalah, masalah tanggung jawabnya bagaimana. Seandainya, jeleknya kalau ada masalah di antara orang yang memberi sumbangan, Persib kan kebawa," ucapnya.
Keterangan Sekda
Sementara itu, Sekda Jabar Herman Suryatman mengaku belum mendapat informasi soal penyerahan duit bonus dari manajemen PT Persib Bandung Bermartabat (PBB).
"Saya belum cek. Yang jelas kami sudah serahkan secara simbolis ke perwakilan manajemen Persib. Saya share juga kan di media sosial," ujar Herman, Selasa (1/7/2025).
Herman mengatakan, uang bonus tersebut merupakan sumbangan sukarela dari para ASN, tidak ada kaitannya dengan uang negara.
"Itu kan amanah dari teman-teman ASN, dan sudah kami serahkan ke perwakilan manajemen (Persib). Insyaallah tidak ada yang dari kedinasan, bahkan kami membuat pakta integritas dari awal, bahwa itu harus sukarela, bahwa itu harus ikhlas sebagai bentuk ASN, ada rasa memiliki terhadap Persib. Itu saja," katanya.
Herman juga meminta maaf jika bonus yang diberikan tidak sesuai dengan yang dijanjikan sebesar Rp1 miliar.
"Yang jelas kami sudah berupaya berikhtiar semaksimal mungkin dan itu bentuk kesukarelaan," kata Herman.
"Kalaupun ada hal yang kurang berkenan, ada kekurangan, ada keterbatasan, saya sampaikan permohonan maaf. Sebagai perwakilan dari teman-teman ASN, insyaallah kami bertanggung jawab," sambung dia.
Editor: redaktur