Legenda bulu tangkis Indonesia, Iie Sumirat dimakamkan di Bandung

legenda-bulu-tangkis-indonesia-iie-sumirat-dimakamkan-di-bandung . (net)

Tridinews.com - Legenda bulu tangkis Indonesia Iie Sumirat dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Legok Ciseureuh, Kota Bandung, Jawa Barat, setelah wafat pada Selasa (22/7) pukul 19.30 WIB akibat komplikasi penyakit yang dideritanya sejak satu tahun terakhir.

Putra mendiang, Yayang Tryawan, mengenang sosok sang ayah sebagai figur yang tegas namun penuh kasih.

“Sosok bapak itu tegas, tapi nggak pernah marah. Baik ke semuanya, ya seperti orang tua pada umumnya,” kata Yayang di Bandung, Rabu.

Menurut Yayang, kondisi kesehatan Iie Sumirat mulai menurun sejak tendon kakinya putus saat masih aktif melatih. Cedera tersebut tidak disadari yang akhirnya berdampak ke organ tubuh lainnya, termasuk paru-paru.

“Awalnya dari tendon yang putus, tapi bapak masih terus melatih. Lama-kelamaan merambat ke atas, sampai ke paru-paru, dan akhirnya jadi komplikasi,” kata dja.

Baca juga: Legenda bulu tangkis Indonesia Iie Sumirat tutup usia

Menurut dia, sejak tiga bulan terakhir, kondisi Iie Sumirat semakin memburuk hingga tak lagi dapat berkomunikasi secara lancar. Ia sempat dirawat intensif selama delapan hari di ruang ICU sebelum mengembuskan napas terakhir.

“Naik turun terus kondisinya, mungkin ini yang terbaik buat bapak,” ujar Yayang.

Sebagai mantan atlet nasional yang berkiprah di era 1970-an, Iie Sumirat turut mencetak atlet-atlet muda berprestasi di dunia bulu tangkis Indonesia seperti Taufik Hidayat.

“Sangat bangga punya bapak seperti beliau. Bapak adalah atlet yang juga mampu melahirkan atlet. Itu membanggakan sekali bagi kami sekeluarga,” ucap Yayang.

Iie Sumirat merupakan salah satu pilar kejayaan bulu tangkis Indonesia pada era 1970-an. Ia dikenal luas atas kontribusinya dalam mengantarkan tim Indonesia merebut berbagai gelar bergengsi di level internasional, termasuk Piala Thomas.

Pada edisi 1976, Iie menjadi bagian dari skuad Merah Putih yang sukses menjuarai Thomas Cup. Empat tahun berselang, ia kembali dipercaya memperkuat tim nasional sebagai tunggal utama dan membawa Indonesia kembali menjuarai turnamen beregu paling prestisius di dunia itu pada 1979.

Selain prestasi beregu, Iie juga mencetak pencapaian penting di nomor perorangan. Ia meraih medali perunggu pada Kejuaraan Dunia 1977, yang merupakan edisi perdana dari ajang tersebut.

Editor: redaktur

Komentar