Tridinews.com - Kementerian Pertahanan Kamboja pada Minggu (27/7) menyebutkan bahwa sekitar 80.000 warga desa di negara itu mengungsi untuk mencari tempat perlindungan yang aman setelah bentrokan bersenjata antara tentara Kamboja dan Thailand di wilayah perbatasan yang disengketakan memasuki hari keempat.
"Jumlah pengungsi di tiga provinsi, yakni Preah Vihear, Oddar Meanchey, dan Pursat, telah bertambah menjadi 25.000 keluarga dengan total hingga 80.000 orang," kata wakil sekretaris negeri sekaligus juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja Letnan Jenderal Maly Socheata, selaku sebuah pernyataan pers.
Dia menambahkan bahwa sebanyak 536 sekolah telah ditutup, yang berdampak pada 130.000 siswa.
Sejak pecahnya bentrokan bersenjata antara tentara Kamboja dan Thailand di wilayah perbatasan yang disengketakan pada Kamis (24/7), lebih dari 30 orang tewas dari kedua belah pihak, dan 100.000 lebih orang telah dievakuasi ke daerah yang aman, tunjuk data yang disediakan oleh kedua negara.
Kedua belah pihak saling menuding bahwa pihak lainnya telah melanggar hukum internasional dan melepaskan tembakan terlebih dahulu.
80 ribu warga Kamboja mengungsi usai konflik dengan Thailand
