Tridinews.com - Iran dilaporkan kehilangan kendali atas kelompok Houthi di Yaman, yang kini semakin mandiri dalam mengambil keputusan dan strategi militernya. Informasi ini disampaikan oleh pejabat Iran kepada media Inggris, The Telegraph.

Menurut pejabat tersebut, Houthi tidak lagi menerima instruksi dari Teheran dan bertindak sebagai pemberontak independen. Situasi serupa juga terjadi pada beberapa kelompok proksi Iran di Irak, yang kini bertindak seolah-olah tidak memiliki hubungan langsung dengan Teheran.

Houthi menjadi proksi terakhir Iran di kawasan Timur Tengah setelah Israel menghancurkan komando tertinggi Hizbullah, sementara sisa-sisa Hamas terputus akibat pengepungan di Gaza. Untuk mencoba memulihkan pengaruhnya, seorang komandan senior Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) dikabarkan tiba di Sanaa, Yaman, pekan lalu.

Selama ini, Houthi dikenal tahan terhadap serangan bertahun-tahun, mahir menyembunyikan peralatan militer, dan membangun aliansi serta jalur pasokan baru agar lebih mandiri dari Iran. Mantan diplomat Yaman, Mahmoud Shehrah, menekankan bahwa Houthi kini memiliki motivasi dan narasi sendiri untuk melakukan eskalasi konflik, meski dukungan teknis dan logistik dari Iran tetap ada.

Perpecahan antara Teheran dan Houthi dipicu pada April lalu ketika Iran menahan diri memberikan dukungan penuh selama serangan besar-besaran AS, karena khawatir terseret langsung ke konflik dengan Washington.

Kini, Houthi tampak semakin mandiri dan tidak lagi sepenuhnya bergantung pada Iran, menandai perubahan signifikan dalam dinamika “poros perlawanan” di Timur Tengah.