Tridinews.com - Pemerintah China menentang kemungkinan Amerika Serikat ikut melakukan serangan Iran demi membela Israel.
"China menentang segala tindakan yang melanggar tujuan dan prinsip Piagam PBB serta kedaulatan, keamanan, dan integritas teritorial suatu negara, dan menentang penggunaan atau ancaman penggunaan kekuatan dalam hubungan internasional," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing pada Kamis (19/6).
Presiden AS Donald Trump disebut sudah menyampaikan kepada para pejabat seniornya bahwa dia telah menyetujui rencana menyerang Iran, namun belum memberikan perintah final pelaksanaannya, menurut sebuah laporan pada Rabu (18/6).
Trump mengatakan kepada wartawan bahwa ia belum memutuskan apakah ia akan mengizinkan militer untuk bergabung dalam agresi Israel atas Iran saat ini, dengan mengatakan, "Saya mungkin melakukannya. Saya mungkin tidak melakukannya."
Trump masih menunggu untuk melihat apakah Iran akan menghentikan program nuklirnya, mengutip sumber anonim yang mengetahui masalah tersebut.
"Situasi di Timur Tengah tegang dan sensitif serta berisiko lepas kendali. Komunitas internasional, khususnya negara besar yang berpengaruh, perlu mempertahankan posisi yang adil dan sikap yang bertanggung jawab, menciptakan kondisi untuk mencapai gencatan senjata dan kembali ke dialog dan negosiasi," tambah Guo Jiakun.
Gua Jiakun mengungkapkan sudah seminggu sejak konflik militer pecah antara Israel dan Iran, konflik malah terus meningkat.
"Hal itu tidak hanya mendatangkan malapetaka bagi rakyat di kedua negara, tetapi juga sangat merusak perdamaian dan stabilitas di kawasan dan sekitarnya. China sangat khawatir," ungkap Guo Jiakun.
Meningkatkan konflik, kata Guo Jiakun, tidak akan menciptakan pemenang, dan hanya akan menyebabkan kerusakan yang lebih parah dan menyebabkan kekacauan yang lebih besar.
"China sangat mengimbau pihak-pihak yang berkonflik, terutama Israel, untuk bertindak demi kepentingan yang lebih besar, yaitu kesejahteraan rakyat di negara-negara di kawasan, segera menghentikan konflik, dan meredakan situasi," kata Guo Jiakun.
Setelah pecahnya konflik, Guo Jiakun mengatakan Presiden Xi Jinping telah menyampaikan posisi China.
"China telah menjaga komunikasi dengan Iran, Israel, Mesir, Oman, dan pihak-pihak lain, menyerukan tindakan segera untuk meredakan ketegangan sesegera mungkin dan mencegah kawasan tersebut terjerumus ke dalam kekacauan yang lebih besar," jelas Guo Jiakun.
Guo Jiakun pun mengatakan China siap untuk terus bekerja sama dengan negara-negara di kawasan dan masyarakat internasional untuk memainkan peran konstruktif dalam memulihkan perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah sedini mungkin.
Selain itu, hingga Kamis (19/6), Kementerian Luar Negeri China dan kedutaan besar serta konsulat Tiongkok di Iran, Israel, dan negara-negara tetangga lain telah mengatur dan mengoordinasikan evakuasi lebih dari 1.600 warga negara China dari Iran ke tempat yang aman.
"Ada juga beberapa ratus warga negara China dievakuasi dari Israel. Kementerian kami dan misi diplomatik dan konsuler akan terus melakukan segala yang mungkin untuk membantu sesama warga negara kami pindah ke tempat yang aman dan melakukan evakuasi," kata Guo Jiakun.
Laporan Wall Street Journal menyatakan bahwa Trump menargetkan fasilitas pengayaan Fordow milik Teheran, yang terkubur dalam di bawah gunung, tetapi untuk menyerangnya akan membutuhkan senjata paling kuat di gudang persenjataan AS.
Fasilitas nuklir Fordow adalah situs pengayaan uranium bawah tanah, instalasi nuklir Iran yang terdalam dan paling terlindungi, yang dirancang untuk menahan serangan udara konvensional.
Berdasarkan data dari situs resmi IAEA, Iran saat ini juga memiliki satu reaktor tenaga nuklir yang beroperasi yang dikenal sebagai PLTN Bushehr (BNPP)-Unit 1, yang mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2013 dan menyumbang hampir 1,7 persen dari total pembangkitan listrik nasional pada data 2023.
Meski demikian, Trump masih belum memberikan perintah untuk menyerang Iran.
"Saya juga tidak ingin berperang. Saya tidak berniat perang. Namun, jika pilihannya adalah berperang atau mereka memiliki senjata nuklir, Anda harus melakukan apa yang harus Anda lakukan, dan mungkin kita tidak perlu bertarung," katanya di Ruang Oval. "Saya punya ide tentang apa yang harus dilakukan. Saya ingin membuat keputusan terakhir sesaat sebelum waktunya."
Selain itu, Trump mengatakan bahwa ia telah memberi tahu pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu untuk "terus melancarkan" serangannya, tetapi menambahkan bahwa ia belum memberi Israel indikasi apa pun bahwa ia akan membantu upaya tersebut lebih dari yang telah dilakukannya.
Sementara itu, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei sebelumnya menolak tuntutan Trump agar pemerintahnya menyerah tanpa syarat, seraya memperingatkan bahwa keterlibatan langsung AS dalam konflik dengan Israel akan mendapatkan "dampak tak terpulihkan".
Ketegangan regional meningkat sejak Jumat, ketika Israel melancarkan serangan udara di sejumlah lokasi di Iran, termasuk fasilitas militer dan nuklir, yang mendorong Teheran untuk melancarkan serangan balasan.
Pihak berwenang Israel mengatakan sedikitnya 24 orang tewas dan ratusan lainnya cedera sejak saat itu akibat serangan rudal Iran.
Sementara itu, di Iran, 585 orang tewas dan lebih dari 1.300 orang cedera akibat serangan Israel, menurut laporan media Iran.
China menentang upaya AS untuk ikut menyerang Iran
