Tridinews.com - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menilai bahwa hilirisasi minyak kelapa sawit mentah (CPO) dapat menjadi senjata strategis bagi Indonesia untuk mengendalikan pasar global.
Amran menyebutkan Indonesia yang menguasai 80 persen produksi CPO dunia, memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi pasokan dan harga di pasar internasional.
“Kita nomor satu dunia, 60 persen, Malaysia 28 persen. Total 80 persen CPO di tangan kita. Kira-kira kalau kita hentikan (ekspor CPO) satu minggu, itu geger dunia,” kata Amran dalam Rakornas Kadin Bidang Koperasi dan UMKM di Jakarta, Rabu.
Amran mengatakan pemerintah saat ini tengah mendorong hilirisasi produk CPO menjadi biofuel untuk memperkuat ketahanan energi.
Menurut dia, hilirisasi CPO menjadi biofuel seperti B20, B30 atau bahkan B50, akan memberikan fleksibilitas bagi pemerintah.
Ketika harga CPO di pasar dunia naik, Indonesia bisa memprioritaskan ekspor. Sebaliknya, saat harga turun, CPO dapat dialihkan untuk memenuhi kebutuhan domestik sebagai bahan bakar solar.
Amran membandingkan strategi ini dengan apa yang dilakukan oleh Brasil pada komoditas gula dan etanol.
"Di Brasil, kalau harga gula naik, (mereka) keluarkan gula. Kalau harga gula turun, mereka keluarkan etanol. Dan ini bisa dijadikan senjata," kata dia.
Ia juga menegaskan bahwa kekuatan ini jauh lebih ampuh daripada sanksi atau serangan militer.
“Ini lebih ampuh daripada (rudal) Sejjil dari Iran. Itu pukulannya cuma lima hari, satu minggu ke Israel. Ini bisa setiap detik serangannya,” ucap Amran.
Ia menambahkan bahwa dengan menguasai pangan dan hilirisasinya, Indonesia memiliki kemampuan strategis untuk mempengaruhi geopolitik global.
Ekspor CPO dan turunannya masih menjadi komoditas ekspor unggulan Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekspor CPO dan turunannya pada semester I 2025 mencapai 11,43 miliar dolar AS, dengan volume ekspor mencapai 11 juta ton atau naik 2,69 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Mentan : 80 persen CPO dipegang RI, dunia geger jika ekspor disetop
