Tonton Merah Putih : One For All, Hanung : Seperti Mockup

tonton-merah-putih-one-for-all-hanung-seperti-mockup . (net)

Tridinews.com - Hanung Bramantyo kembali mengkritik Merah Putih: One for All. Kritikan terbaru disampaikan setelah ia menyaksikan film animasi itu di hari pertama penayangan pada 14 Agustus.

Ia melontarkan kritik mendetail terkait film itu, terutama mengenai kualitas visual. Sutradara sekaligus penulis naskah itu menilai yang ditampilkan Merah Putih: One for All adalah tahap awal, bukan hasil akhir.

Visual film tersebut, kata Hanung, masih dalam tahap pre-visualisasi bagi animator dan kreator untuk memiliki gambaran mengenai aset-asetnya.

"Kalau saya terlihat ini masih awal banget film ini. Awal banget proses animasinya. Belum diapa-apain gitu loh. Jadi betul-betul hanya hanya sebagai pre-visual gitu loh," ujar Hanung di Kemang seperti mengutip detikcom, Kamis (14/8).

"Jadi proses awal banget untuk ngelihat strukturnya seperti apa. Oh nanti ada set hutan, oh nanti ada set sungai, oh ada nanti ada set air terjun," ujar Hanung Bramantyo.

"Tapi bukan berarti ini (hasil akhir) yang harus ditampilkan di depan publik," tuturnya. "Ini hanya ditampilkan depan para kreator supaya mereka punya bayangan aset apa yang harus dibuat."

Ia berpendapat film tersebut masih di tahap awal proses pasca-skenario dengan adanya suara dan musik, yang bertujuan memberi mood buat animator untuk menyempurnakan karya nantinya.

"Jadi untuk untuk kasih mood kepada kreator apa kepada animator bahwa, 'Nanti saya akan membuat seperti ini untuk dibaguskan, disempurnakan menjadi semacam ya yang seperti yang kita lihat,' ya Jumbo gitu seperti itu," ujarnya.

Sutradara Ipar adalah Maut dan La Tahzan: Cinta, Dosa, Luka... ini juga mengkritik aspek teknis di Merah Putih: One For All yang menurutnya masih terlihat kasar, seperti bulu-bulu di ekor monyet yang masih seperti mockup dan belum tampak natural.

"Tapi kalau sudah namanya layar lebar, tadi aja kelihatan banget yang namanya ekornya, apa, bulu-bulu di apa namanya di di di ekor monyet itu tadi tuh terlihat banget itu masih mentah sekali. Gitu aja," ia menjelaskan.

"Iya, mockup. Jadi kayak mockup. Kita tahu bahwa itu monyet begitu kan. Tapi ya enggak begitu ketika ditambahkan ditampilkan di bioskop, itu enggak seperti itu," ucapnya.

Terkait hal itu, ia kemudian membandingkan Merah Putih: One for All dengan Adit Sopo Jarwo The Movie yang tayang di layanan streaming pada 2021.

Hanung mengatakan film animasi Adit Sopo Jarwo The Movie memiliki bujet sekitar Rp 12-13 miliar, tapi hanya tayang di layanan streaming karena belum sempurna secara teknis. Sementara itu, Merah Putih: One for All di bioskop.

"Kalau Adit Sopo Jarwo The Movie masih jauh dari sempurna, tapi untungnya tidak tayang di bioskop. Jadi kekurangannya bisa tertutupi," katanya.

Hanung Bramantyo sebelumnya sudah mengkritik dan mempertanyakan Merah Putih: One for All dengan segala kondisinya bisa mendapatkan jadwal tayang 14 Agustus di bioskop.

"Terus kenapa harus buru-buru tayang? Ironisnya kok bisa dapat tanggal tayang di tengah 200 judul film Indonesia antre tayang? Kopet!" tulis di Instagram pada Minggu (10/8).

Editor: redaktur

Komentar