Trump : Perang di Gaza berakhir, situasi akan kembali normal

trump-perang-di-gaza-berakhir-situasi-akan-kembali-normal . (net)

Tridinews.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa perang di Gaza telah resmi berakhir, seiring dimulainya tahap awal gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Klaim ini disampaikan langsung dari dalam pesawat kepresidenan Air Force One saat Trump terbang menuju Israel.

Di mana ia dijadwalkan berpidato di hadapan parlemen negara tersebut dan menghadiri serangkaian pertemuan penting guna mendorong perdamaian di Timur Tengah.

Setelah dari Israel, Trump akan melanjutkan perjalanan ke Sharm el-Sheikh, Mesir, untuk memimpin KTT internasional yang membahas penyelesaian akhir perang Gaza dan masa depan kawasan. 

Sejumlah pemimpin dunia dijadwalkan hadir, termasuk Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Perdana Menteri Inggris Sir Keir Starmer, serta perwakilan dari lebih 20 negara.

“Perang sudah berakhir, Anda mengerti itu,” ujar Trump kepada wartawan, dikutip dari The Guardian.

Ia juga menyampaikan keyakinannya bahwa situasi di kawasan akan 'kembali normal'.

“Saya rasa situasinya akan kembali normal." jelasnya.

Konflik di Gaza memanas sejak Oktober 2023, di mana Israel melancarkan agresi militer besar-besaran ke Jalur Gaza yang menewaskan lebih dari 67.000 warga Palestina.
Gencatan Senjata 

Gencatan senjata yang kini memasuki hari ketiga menjadi bagian dari kesepakatan awal dalam rencana perdamaian 20 poin yang dimediasi oleh AS dengan dukungan Qatar, Mesir dan Turki.

Dalam kesepakatan ini, Hamas dijadwalkan membebaskan seluruh sandera Israel yang masih ditahan, sementara Israel akan membebaskan sekitar 1.700 tahanan Palestina, termasuk 22 anak di bawah umur dan jenazah 350 militan.

Dua puluh sandera Israel yang masih hidup dijadwalkan dibebaskan secara serentak, disusul dengan penyerahan jenazah 28 sandera lainnya.

Israel menyatakan bahwa pembebasan para tahanan Palestina hanya akan dilakukan setelah sandera yang masih hidup tiba di wilayanya.

Trump menyebut bahwa gencatan senjata ini merupakan hasil nyata dari diplomasi intensif, dan mengungkapkan rencananya membentuk sebuah “Dewan Perdamaian”.

"Saya pandai menyelesaikan perang. Saya pandai menciptakan perdamaian," ujar Trump, dikutip dari BBC.

Ia juga menyatakan ingin mengunjungi Gaza secara langsung dan menyampaikan keyakinannya bahwa wilayah tersebut akan menjadi “keajaiban” dalam beberapa dekade mendatang.
Gaza dan Harapan Baru

Sementara itu, di Gaza, ribuan warga Palestina mulai kembali ke utara, termasuk ke Kota Gaza yang selama dua bulan terakhir menjadi pusat serangan militer Israel. 

Meski gembira atas berakhirnya konflik, banyak yang disambut oleh kehancuran total.

“Kami gembira bisa kembali ke Gaza, tetapi di saat yang sama kami juga merasakan kesedihan mendalam atas kehancuran yang terjadi,” kata Rami Mohammad-Ali, seorang warga yang berjalan kaki sejauh 15 kilometer bersama putranya untuk kembali ke rumah mereka.

Organisasi kemanusiaan setempat memperkirakan setidaknya 300.000 tenda dibutuhkan untuk menampung sementara 1,5 juta warga Gaza yang kehilangan tempat tinggal. 

Petugas penyelamat juga memperingatkan adanya ranjau dan bom yang belum meledak di sejumlah lokasi.

Meski demikian, suasana optimisme mulai terasa. 

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan, “Besok adalah awal dari jalan baru. Jalan pembangunan, jalan penyembuhan, dan saya harap—jalan penyatuan hati.”

Meski Trump menyampaikan optimisme, para pengamat menilai bahwa tantangan masih besar, terutama menyangkut tata kelola Gaza, penarikan pasukan Israel, dan pelucutan senjata Hamas isu-isu sensitif yang membutuhkan negosiasi tahap lanjut.

Namun bagi banyak keluarga yang telah menanti pembebasan orang-orang tercinta selama dua tahun terakhir, hari-hari ini memberikan secercah harapan baru. 

Di Tel Aviv, ratusan ribu warga Israel turun ke jalan dalam unjuk rasa terakhir mendukung perdamaian dan menyampaikan terima kasih kepada Trump atas perannya.

“Kami semua merasa bahagia untuk keluarga, untuk para sandera, bahwa akhirnya… kami akan melihat mereka,” ujar seorang demonstran, Dalia Yosef. 

Editor: redaktur

Komentar