Tridinews.com - Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan, upaya merawat lingkungan merupakan bentuk zikir sosial.
Banyak ayat dalam Al-Qur’an yang berbicara tentang alam dan menyiratkan pesan tanggung jawab terhadap keseimbangan dan keadilan ekologis.
Hal itu disampaikannya dalam seremoni pembukaan Seleksi Tilawatil Qur’an dan Musabaqah Al-Hadits (STQH) Nasional XXVIII Tahun 2025 di Tugu Persatuan, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
"Melalui penyelenggaraan STQH ini, kita tidak hanya menumbuhkan cinta kepada wahyu, tetapi juga menyemai semangat ekoteologi. Merawat lingkungan adalah bentuk zikir sosial," ujarnya.
Tahun ini, STQH mengangkat tema "Syiar Al-Qur’an dan Hadis: Merawat Kerukunan, Melestarikan Lingkungan".
Tema tersebut dinilai relevan dengan kondisi sosial dan ekologis saat ini, di tengah meningkatnya ketegangan sosial dan tantangan lingkungan hidup.
Menurutnya, STQH bukan sekadar ajang perlombaan, melainkan wadah untuk menumbuhkan nilai-nilai ilahiah dan memperkuat generasi Qur’ani yang unggul, tangguh, serta berdaya saing di tengah tantangan global.
"Di era disrupsi ini, para penghafal Al-Qur’an dan hadis menjadi oase spiritual sekaligus penjaga nilai. Mereka adalah tiang peradaban," katanya.
Menurutnya, pembinaan sumber daya manusia Qur’ani merupakan ruh dari pelaksanaan STQH.
Para hafiz, hafizah, muhaddis, dan muhadditsah yang berlaga di ajang ini diharapkan menjadi cahaya di tengah tantangan zaman, serta membawa nilai Al-Qur’an ke berbagai lini kehidupan, termasuk pendidikan, pekerjaan, kebijakan publik, dan ruang digital.
"Al-Qur’an dan hadis harus menjadi sumber nilai dalam membangun masyarakat yang merangkul keberagaman, menjunjung persaudaraan, dan menjamin keadilan bagi seluruh lapisan," ungkapnya.
Pembukaan STQH Nasional XXVIII ditandai dengan pemukulan dimba, alat musik tradisional khas Kota Kendari.
Pemukulan dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno yang mewakili Presiden Prabowo Subianto, didampingi Menag Nasaruddin Umar, Gubernur Sulawesi Tenggara Andi Sumangerukka, dan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Abu Rokhmad.
Menag ungkap rawat lingkungan merupakan bentuk zikir
