Tridinews.com - Perang Rusia dan Ukraina telah berlangsung selama 1.328 hari hingga Senin (13/10/2025).
Konflik Rusia-Ukraina tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan berakar pada ketegangan panjang sejak bubarnya Uni Soviet pada 1991.
Sejak Ukraina meraih kemerdekaan, relasinya dengan Moskow kerap diwarnai perebutan pengaruh dan saling curiga.
Situasi semakin memanas pada 2014 ketika Revolusi Euromaidan menjatuhkan pemerintahan pro-Rusia di Kyiv.
Tak lama kemudian, Rusia menganeksasi Krimea dan memberi dukungan kepada kelompok separatis di Donbas.
Puncaknya terjadi pada Februari 2022, saat Moskow melancarkan invasi besar-besaran yang mengubah konflik regional menjadi perang terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.
Terbaru, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan mengirim rudal jarak jauh Tomahawk ke Ukraina sebagai bentuk dukungan militer jika Presiden Rusia Vladimir Putin tidak menghentikan invasinya.
Konflik ini dipandang tidak hanya sebagai perebutan wilayah, tetapi juga pertarungan narasi, legitimasi, serta masa depan tatanan dunia.
Dunia menyaksikan bahwa akar konflik masih dalam dan jalan menuju perdamaian belum terlihat jelas.
Berikut adalah rincian lengkap peristiwa yang terjadi dalam perang Rusia-Ukraina hari ke-1.328:
Ancam Putin, Trump Bakal Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina
Trump mengancam akan mengirim rudal jarak jauh Tomahawk ke Ukraina sebagai bentuk dukungan militer jika Presiden Rusia Vladimir Putin tidak menghentikan invasinya.
“Saya mungkin akan berbicara dengannya [Putin]. Saya mungkin akan berkata, ‘lihat, jika perang ini tidak akan berakhir, saya akan mengirim mereka Tomahawk,’” kata Trump kepada wartawan di atas pesawat Air Force One saat menuju Timur Tengah.
Trump mengatakan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah meminta tambahan bantuan militer, termasuk rudal Tomahawk, dalam panggilan telepon pada hari Sabtu ketika keduanya membahas pasokan senjata baru untuk Kyiv.
“Tomahawk adalah langkah agresi yang baru,” tambah Trump, dikutip dari The Guardian.
“Apakah mereka [pasukan Rusia] ingin Tomahawk menuju ke arah mereka? Saya rasa tidak.”
Menurut Trump, pengiriman rudal tersebut akan menjadi sinyal bahwa Amerika Serikat tetap berkomitmen mendukung Ukraina dalam mempertahankan diri dari agresi Rusia.
Trump disebut telah mempertimbangkan pasokan senjata jarak jauh itu melalui sekutu Eropa sejak pertemuannya dengan Putin di Alaska pada Agustus gagal menghasilkan kesepakatan damai.
Putin sebelumnya memperingatkan agar Washington tidak memasok Kyiv dengan Tomahawk, karena akan dianggap sebagai eskalasi besar dan dapat memengaruhi hubungan antara AS dan Rusia.
Trump mengatakan pekan lalu bahwa ia telah membuat keputusan terkait kemungkinan pengiriman Tomahawk ke Ukraina, namun belum memberikan rincian lebih lanjut.
Soal Rudal Tomahawk, Zelensky: Kita Lihat Saja Nanti
Zelensky menanggapi dengan hati-hati ketika ditanya apakah AS telah menyetujui pengiriman rudal Tomahawk.
“Kita lihat saja nanti,” ujarnya kepada Fox News.
Dalam wawancara dengan Sunday Briefing setelah panggilan telepon dengan Trump, Zelensky mengatakan, “Kami sedang mengupayakannya... Dan saya menunggu persetujuan presiden. Tentu saja kami mengandalkan keputusan seperti itu, tetapi kita lihat saja nanti.”
Zelensky menambahkan bahwa ia tengah berdiskusi dengan pejabat AS mengenai kemungkinan pasokan senjata serang presisi jarak jauh, termasuk Tomahawk dan lebih banyak rudal balistik taktis ATACMS.
Delegasi senior Ukraina dijadwalkan mengunjungi Washington pekan ini untuk membahas lebih lanjut kerja sama militer kedua negara.
Moskow Khawatir AS Akan Pasok Tomahawk ke Ukraina
Kremlin menyatakan kekhawatiran mendalam terhadap kemungkinan pasokan rudal jelajah Tomahawk ke Ukraina oleh Amerika Serikat.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada media pemerintah Rusia pada Minggu bahwa “topik Tomahawk sangat memprihatinkan.”
“Saat ini benar-benar momen yang sangat dramatis mengingat ketegangan meningkat dari semua pihak,” ujarnya.
Presiden Belarus Alexander Lukashenko, sekutu dekat Putin, juga menyatakan keraguannya bahwa AS akan benar-benar memasok rudal Tomahawk kepada Ukraina.
“Saya pikir kita perlu tenang dalam hal ini. Teman kita Donald... terkadang dia mengambil pendekatan yang lebih tegas, lalu sedikit mengendurkan diri."
"Jadi, kita tidak boleh menganggapnya serius seolah-olah itu akan terjadi besok,” kata Lukashenko.
Rusia Serang Infrastruktur Energi Ukraina
Pasukan Rusia melancarkan serangan terhadap jaringan listrik Ukraina sebagai bagian dari kampanye untuk melumpuhkan infrastruktur energi menjelang musim dingin.
Gubernur wilayah Kyiv, Mykola Kalashnyk, mengatakan dua karyawan perusahaan energi swasta terbesar Ukraina, DTEK, terluka akibat serangan di gardu induk.
Kementerian Energi Ukraina melaporkan bahwa fasilitas infrastruktur juga menjadi sasaran di wilayah Donetsk, Odesa, dan Chernihiv.
“Rusia melanjutkan teror udara terhadap kota-kota dan komunitas kami, mengintensifkan serangan terhadap infrastruktur energi kami,” tulis Zelensky di platform X.
Ia menambahkan bahwa Rusia telah meluncurkan lebih dari 3.100 drone, 92 rudal, dan sekitar 1.360 bom luncur selama sepekan terakhir.
Sektor energi Ukraina telah menjadi salah satu medan pertempuran utama sejak Rusia melancarkan invasi skala penuh lebih dari tiga tahun lalu.
Zelensky Desak Sanksi Tambahan bagi Pembeli Minyak Rusia
Zelensky menyerukan penerapan sanksi sekunder yang lebih ketat terhadap para pembeli minyak Rusia.
“Sanksi, tarif, dan tindakan bersama terhadap para pembeli minyak Rusia – mereka yang mendanai perang ini – harus tetap dipertimbangkan,” tulis Zelensky dalam pernyataannya.
Ia mengatakan telah melakukan panggilan telepon yang “sangat produktif” dengan Trump, membahas penguatan pertahanan udara, ketahanan nasional, dan kemampuan jarak jauh Ukraina.
Keduanya juga menyinggung isu sektor energi, termasuk langkah-langkah untuk memperkuat infrastruktur vital Ukraina.
Diskusi tersebut merupakan lanjutan dari percakapan mereka pada hari Sabtu, di mana kedua pemimpin sepakat untuk memperdalam kerja sama di bidang pertahanan.
Serangan Balasan Ukraina Berhasil di Donetsk dan Zaporizhzhia
Zelensky mengatakan pasukan negaranya telah mencatat kemajuan dalam operasi balasan di wilayah selatan Zaporizhzhia dan Donetsk.
Donetsk disebut sebagai titik fokus utama pertempuran dan Kyiv melaporkan keberhasilan signifikan di wilayah tersebut.