Tridinews.com - Hamas kembali menunjukkan kekuatan militernya di Gaza dengan memburu geng bersenjata yang dituding bekerja sama dengan Israel.
“Pasukan keamanan Hamas kini sepenuhnya mengendalikan milisi bersenjata di Kota Gaza dan memulai operasi penyisiran menyeluruh,” kata seorang pejabat senior kepada Al Jazeera.
Langkah ini dilakukan beberapa hari setelah gencatan senjata dengan Israel diberlakukan.
Bentrokan pertama kali pecah pekan lalu antara Hamas dan klan bersenjata Dughmush di lingkungan Sabra, Kota Gaza, tak lama setelah gencatan senjata mulai berlaku.
Hal itu turut dikonfirmasi oleh Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Nasional Gaza, menyebutkan bahwa sekitar 200 anggota pasukan keamanan Hamas dikerahkan untuk menundukkan klan tersebut, lantaran geng bersenjata tersebut dicurigai mengeksekusi pengungsi serta memberi informasi kepada Israel.
Alasan tersebut yang mendorong Hamas untuk memburu anggota geng bersenjata dan memindahkan mereka ke lokasi yang aman untuk penyelidikan lebih lanjut.
Hamas mengklaim upaya ini dilakukan karena memiliki tujuan strategis. Pertama, menegakkan keamanan internal dengan memastikan wilayah Gaza aman dari kelompok yang berpotensi menciptakan kekacauan.
Kedua, memutus jaringan kolaborasi dengan Israel, sehingga tidak ada pihak yang bisa memanfaatkan geng tersebut untuk melemahkan Hamas.
Selain itu, langkah ini juga menunjukkan dominasi Hamas di Gaza dan menantang klaim Israel yang menyebut kelompok tersebut hancur.
Dengan menundukkan milisi bersenjata pro-Israel, Hamas menegaskan posisinya sebagai kekuatan politik dan militer utama di wilayah tersebut.
Pemburuan geng bersenjata juga dimaksudkan mencegah propaganda dan klaim kemenangan musuh, sekaligus menegakkan keadilan internal bagi warga Gaza yang menjadi korban pengkhianatan dan kekerasan.
Tewaskan 27 Orang
Pertempuran sengit terjadi antara Hamas dan klan bersenjata Dughmush di Kota Gaza, sejauh ini telah menewaskan 27 orang.
Sumber medis melaporkan delapan anggota Hamas dan 19 anggota klan Dughmush tewas dalam pertempuran yang dimulai pada Sabtu (11/10/2025).
Konfrontasi ini disebut sebagai bentrokan internal paling mematikan sejak berakhirnya operasi besar Israel di wilayah tersebut.
Geng bersenjata Dughmush adalah salah satu keluarga paling dikenal di Gaza yang memiliki jaringan milisi bersenjata sendiri.
Sejak lama, hubungan mereka dengan Hamas tegang karena Dughmush menolak sepenuhnya tunduk pada otoritas Hamas dan sering menjalankan aktivitas militer atau kriminal secara mandiri.
Perselisihan ini telah berlangsung bertahun-tahun, bahkan sebelum gencatan senjata terbaru dengan Israel.
Hamas buru kelompok pro-Israel di Gaza, 27 tewas
