DIDADAMEDIA, Bandung - Kabupaten Pangandaran saat ini terus berbenah agar bisa mendapat predikat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Berbagai inovasi dilakukan guna meningkatkan wisatawan ke kabupaten termuda di Jawa Barat ini.
Pada awal Januari 2019 lalu, PT KAI resmi memperkenalkan KA Pangandaran relasi Gambir-Bandung-Banjar. Kereta ini diharapkan mampu menggenjot destinasi wisata ke Pangandaran melalui moda transportasi masal.
Kini, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat juga tengah menggodok promosi melalui pendekatan nomadic traveller. Maksudnya, wisata yang bersifat temporer, baik itu akses atau amenitas.
Kepala Bidang Disparbud Jawa Barat Iwan Darmawan mengatakan, aktivitas wisata Pangandaran akan terus diperbanyak. Pemerintah daerah setempat juga diminta aktif dan tidak hanya mengandalkan pemerintah provinsi.
"Kita tinggal menambah aktivitas di Pangandaran, jadi sekarang tahun ini mudah-mudahan dengan portofolio nomedic traveller," ujar Iwan saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (11/1/2019).
Iwan menilai, permasalahan yang bisa menghambat pengembangan wisata Pangandaran adalah tingkat higienis, keamanan, serta kenyamanan. Selain itu, hospitality atau keramah-tamahan warga sekitar dalam melayani wisatawan juga perlu ditingkatkan.
Terkait keamanan, Iwan mengimbau agar pemerintah daerah meningkatkan kesiapan alat mitigasi bencana. Pasalnya, sejak bencana tsunami Selat Sunda beberapa waktu lalu, jumlah wisatawan ke Pangandaran menurun signifikan.
"Mitigasi bencananya juga penting, karena di sana pantai, kemarin setelah tsunami ada penurunan wisatawan di pangandaran dan itu signifikan," tandasnya.