Bey Pastikan Warga Terdampak Pergerakan Tanah Direlokasi

bey-pastikan-warga-terdampak-pergerakan-tanah-direlokasi . (net)

Tridinews.com - Warga terdampak  bencana pergerakan tanah di Kampung Cigombong, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, akan segera direlokasi ke tempat yang lebih aman.

Hal tersebut disampaikan Penjabat Gubernur Jabar, Bey Triadi Machmudin, seusai High Level Meeting Pengendalian Inflasi Daerah di Kota Bandung, Rabu (6/3/2024).

"Kepala BNPB sudah meninjau ke lokasi dan harus direlokasi," kata Bey 

Bey mengatakan belum mengetahui titik relokasi warga yang terdampak pergerakan tanah sebab masih menunggu hasil penelitian yang dilakukan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

"Relokasi yang pasti harus di asesmen oleh PVMBG. Jadi jangan sampai mereka pindah ke tempat yang tidak aman," ucapnya.

Berdasarkan data terkini, Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jabar, Hadi Rahmat, menyebut terdapat 3 unit rumah warga mengalami kerusakan kategori berat dan 8 unit rumah warga rusak ringan.

Selain itu, tercatat ada 1 unit sekolah yang rusak, 1 unit fasilitas kesehatan yang rusak, dan 1 unit sarana ibadah yang rusak. Berdasarkan data tersebut, kata Hadi, 167 warga telah diungsikan ke tempat yang lebih aman.

"47 kepala keluarga yang terdiri dari 167 jiwa mengungsi ke pos pengungsi," kata dia.

Hadi pun menyebut murid yang sekolahnya terkena dampak bencana diarahkan untuk belajar di rumah. Selain itu, sambung dia, keamanan di lokasi bencana pun mulai diperketat karena pergerakan tanah masih berlangsung.

"Keamanan mulai diperketat untuk masuk ke lokasi bencana siang dan malam karena pergerakan tanah mulai permenit," ujar dia.

Fenomena pergerakan terjadi di Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Menurut pengakuan warga setempat yang dikonfirmasi BPBD Kabupaten Bandung Barat, peristiwa itu pertama kali terjadi pada 18 Februari 2024.

Mulanya, fenomena itu ditandai dengan munculnya celah di tanah dengan dimensi yang kecil. Namun hal itu kemudian semakin berkembang menjadi besar dan berdampak masif mulai keesokan harinya atau tanggal 19 Februari 2024 hingga saat ini.

Salah satu yang terdampak fenomena geologi itu adalah gedung SD Negeri 1 Babakan Talang. Sekolah yang awalnya menjadi tempat belajar mengajar sebanyak 90 siswa itu rusak berat. Lapangan upacara terbelah dan mengalami penurunan hingga beda tinggi. Jalan penghubung desa yang berada di depan samping sekolah turut amblas.

Dampak dari fenomena itu, seluruh kegiatan belajar mengajar dihentikan dan dilanjutkan di lokasi lain. Jika dirinci, gedung sekolah itu memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 perpustakaan dan kamar mandi siswa. Semuanya rusak dan tidak dapat digunakan lagi.

Editor: redaktur

Komentar