Bey Pastikan Pemerintah Bantu Korban Gempa M6,2

bey-pastikan-pemerintah-bantu-korban-gempa-m62 . (net)

Tridinews.com - Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin meninjau sejumlah kawasan terdampak gempa bumi di Kabupaten Garut dan Tasikmalaya, Minggu (28/4/2024).


Ia memastikan semua korban terdampak gempa bumi berkekuatan Magnitudo 6,2 ini mendapat pertolongan dari pemerintah.


Gempa ini memiliki titik pusat di Samudera Hindia, 156 km Barat Daya Kabupaten Garut, pada 27 April 2024 pukul 23.29 WIB.


Ia mengatakan sudah berkoordinasi para bupati dan wali kota yang daerahnya terdampak gempa tersebut.


Kemudian Sekda Jabar Herman Suryatman dan Pj Bupati Garut Barnas Adjidin pun melakukan pemantauan ke sejumlah titik terdampak lainnya, di antaranya RSUD Pameungpeuk.


"Saya mintakan ke Pak Pj Bupati Garut untuk menanggung perbaikannya. Saya lihat sendiri aktivitas masyarakat normal, tidak trauma. Jadi masyarakat beraktivitas seperti biasa, tadi saya malah ketemu ibu-ibu yang sedang botram, jadi mereka tidak trauma dengan gempa tadi malam," kata Bey di lokasi terdampak di Kabupaten Garut.


Di Kabupaten Tasikmalaya pun, ia berkoordinasi dengan Bupati Tasikmalaya. Di sana, selain pesantren, fasilitas umum, dan rumah warga, yang mengalami kerusakan adalah Gedung Pramukan.


"Paling rusak itu Gedung Pramuka, plafon-plafonnya runtuh dan itu sudah dibersihkan. Di RSUD Pameungpeuk ada satu ruangan rumah sakit rusak tapi itu juga sudah dibersihkan," katanya.


Dua korban luka di Garut pun, ujarnya, sudah menjalani pengobatan dan sudah bisa pulang ke rumah masing-masing. Pengobatan ditanggung juga oleh pemerintah.


"Memang gempanya besar sampai terjadi ke Jakarta juga berasa. Tapi di sini sendiri dari Bandung ke sini semua normal dan tidak ada bangunan rusak sama sekali. Alhamdulillah bupati, sekda, Kalak BPBD siap dengan tanggap darurat," katanya.


Ia pun mengapresiasi Tagana, TNI, dan Polri, yang dengan cepat tanggap menangani dampak gempa bumi tersebut.


Bey mengingatkan bahwa Indonesia berada di kawasan Ring of Fire atau Cincin Api, yakni kawasan dengan banyak gunung api dan potensi pergerakan tanah dan gempa yang tinggi.


Pemprov Jabar sendiri selain memberikan edukasi mengenai mitigasi bencana, juga berhati-hati dalam memberikan izin pembangunan di kawasan zona merah atau potensi pergerakan tanah yang tinggi.


"Yang zona merah tidak ada izin lagi dan ini seperti yang ada di Cianjur dan Purwakarta, itu semua tanah bergerak dan kita pikirkan seperti apa, intinya keselamatan masyarakat yang utama," katanya.


Ia mengatakan kewaspadaan terhadap bencana sudah masuk kurikulum sekolah. Bagaimana masyarakat diedukasi supaya bisa hidup di kawasan yang rawan bencana.


"Tidak perlu takut berlebihan tapi waspada. Dan alhamdulillah masyarakat sudah tanggap. Tadi ibu-ibu ditanya, mereka keluar rumah saat gempa, saat aman kembali ke rumah, mereka seperti biasa lagi," katanya.

Editor: redaktur

Komentar