Tridinews.com - Generasi Z atau Gen-Z sudah tidak melulu mencari informasi di mesin pencarian Google. Menurut riset, mereka berganti ke aplikasi ini.
Istilah Googling mungkin sering didengar sebagai tindakan mencari informasi di Google. Ungkapkan ini pertama kali diciptakan oleh salah satu pendiri Google, Larry Page, dua bulan sebelum perusahaan itu berdiri.
Istilah itu kemudian muncul dalam Oxford English Dictionary pada Juni 2006. Sejak saat itu, istilah tersebut telah menjadi sinonim dengan penggunaan mesin pencari.
Namun, menurut Bernstein Research, remaja masa kini jarang menggunakan Google sebagai kata kerja.
"Audiens yang lebih muda 'searching (mencari)', bukan 'Googling'," kata analis Bernstein Mark Shmulik dan rekan-rekannya dalam sebuah catatan dikutip dari majalah internasional Fortune, dikutip Minggu (11/5/2025).
Shmulik mengungkapkan generasi baru ini telah beralih ke media sosial untuk mencari informasi. Bahkan dengan kemudahan AI, informasi tersebut disuguhkan sebelum mereka terpikir untuk mencari.
Riset tersebut menggunakan survei April 2024 oleh Forbes Advisor dan Talker Research terhadap 2.000 orang Amerika. Mereka mencatat 45 persen Gen-Z lebih cenderung menggunakan "social searching" atau "pencarian sosial" di situs-situs seperti TikTok dan Instagram dibandingkan Google.
Berdasarkan riset tersebut, Google masih digunakan oleh sekitar 35 persen milenial, 20 persen Gen-X, dan kurang dari 10 persen Boomer. Bahkan saat Gen-Z bertambah tua, mereka semakin mengandalkan media sosial sebagai mesin pencari utama mereka.
"Dan mereka semakin sering membuka media sosial seperti TikTok untuk mendapatkan rekomendasi restoran, langsung ke agregator berskala seperti Amazon untuk ritel, dan pencarian AI generatif seperti ChatGPT untuk menyelesaikan pekerjaan rumah mereka," ungkap Shmulik.
Situs media sosial seperti Instagram dan TikTok telah menanggapi pencarian Gen-Z ini dengan mendirikan platform e-commerce mereka sendiri. Pada tahun 2023, menurut laporan "Spend Z" dari NielsonIQ. Gen Alpha, generasi anak iPad, mengikuti mereka, sudah menghabiskan lebih dari dua jam seminggu untuk berbelanja daring.
Google mengatakan 40 persen anak muda tidak lagi membuka Google Maps atau Search untuk mencari rekomendasi restoran. Hal ini diungkapkan oleh Prabhakar Raghavan, wakil presiden senior Google, dalam konferensi Brainstorm Tech 2022 lalu.
"Mereka membuka TikTok atau Instagram," ungkapnya.
Google telah membuat perubahan. Mereka berinvestasi dalam teknologi untuk mengatasi hal ini, termasuk kacamata realitas tertambah dengan fitur "multipencarian" yang memungkinkan pengguna menggunakan gambar dan teks untuk mencari secara daring, dan menyertakan fitur "dekat saya" untuk menemukan produk, toko, dan layanan di sekitar pengguna.
Perusahaan tersebut menguji fitur Ask Photos yang menggunakan model Gemini AI untuk menjawab pertanyaan tentang informasi dalam foto pengguna seperti restoran tempat mereka makan atau terakhir kali mereka mengunjungi lokasi tertentu, pada 2024 lalu.
"Kita harus memunculkan ekspektasi yang sama sekali baru dan itu membutuhkan landasan teknologi yang sama sekali baru," kata Raghavan.
Editor: redaktur