Tridinews.com - Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza, Palestina, kolaps saat menampung puluhan pasien dan jenazah yang menjadi korban kebrutalan serangan Israel pada Rabu (14/5).
Al Jazeera melaporkan dokter RS Indonesia di Gaza utara, Mohammad Awad, mengatakan rumah sakit saat ini kekurangan pasokan, yang artinya tak mampu lagi menangani arus pasien dan jenazah yang terus masuk.
"Jenazah para syahid tergeletak di lantai koridor rumah sakit," kata Awad kepada kantor berita AFP.
"Tidak ada tempat tidur, tidak ada obat-obatan, dan tidak ada sarana untuk bedah maupun perawatan medis sehingga dokter tidak bisa menyelamatkan pasien yang sekarat," ucapnya.
Pasukan militer Israel pada Rabu membombardir wilayah Gaza utara dengan rentetan serangan udara. Lima bangunan tempat tinggal warga sipil serta kamp pengungsian menjadi target serangan Negeri Zionis.
Sedikitnya 50 orang meninggal dunia dalam serangan ini. Puluhan orang juga dilaporkan terluka.
Dilansir dari The New York Times, serangan ini terjadi tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Warga Gaza, Odai Daama, menyatakan tak ada pengumuman dari Israel soal serangan yang dilancarkan semalaman tersebut.
"[Sekitar tengah malam, serangan dimulai dan] menghantam rumah-rumah di sekitar kami," ucapnya.
Daama menjelaskan ia tak menerima informasi lantaran tak ada koneksi internet di wilayahnya.
Sementara itu, menurut militer Israel, pihaknya telah mengeluarkan peringatan soal serangan dan meminta warga Palestina melarikan diri dari beberapa area Gaza City.
Menurut klaim Israel, ada roket yang ditembakkan ke wilayahnya. Pihaknya pun membalas dengan menargetkan Hamas dan Jihad Islam.
Israel terus melancarkan serangan ke Jalur Gaza usai gencatan senjata dengan Hamas berakhir Maret lalu. Pasukan darat Israel terus maju ke dalam Gaza guna merebut kembali daerah-daerah yang sempat dibebaskan selama gencatan senjata.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengancam akan mengintensifkan serangan kecuali Hamas meletakkan senjata dan menyerahkan seluruh sandera.
Seiring dengan itu, Israel mengerahkan ribuan prajurit tambahan, yang dikecam keras oleh komunitas internasional.
Editor: redaktur