Tridinews.com - Keputusan Amerika Serikat mencabut sanksi terhadap Suriah merupakan upaya Donald Trump "melawan" Israel dan menegaskan independensi Washington dari mitranya di Timur Tengah itu, demikian mantan diplomat dan duta besar Inggris untuk Suriah Peter Ford.
"Pengumuman tersebut terjadi di saat Trump tampak ingin menunjukkan independensi dari (pemimpin otoritas Israel) Benjamin Netanyahu. Pemimpin Israel itu mau tetap membatasi Suriah karena pada akhirnya Suriah adalah satu-satunya negara Arab dengan potensi menahan ambisi Israel," kata Ford, Jumat.
"Oleh karena itu, keterbukaan Trump terhadap Suriah adalah tindakan perlawanan terhadap Israel," kata Ford, sembari menambahkan bahwa ada kemungkinan AS dapat semakin menekan Israel supaya mengakhiri agresinya di Jalur Gaza secara damai.
Ia kemudian menyebut figur yang mendampingi Trump saat pengumuman tersebut dibuat, yaitu Putra Mahkota dan Perdana Menteri Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS), punya maksud tertentu.
"Keterbukaan terhadap Suriah menunjukkan kekuatan hubungan AS-Arab Saudi setelah sempat merenggang di era Joe Biden. Trump mengisyaratkan bahwa ia lebih mendengarkan (Putra Mahkota Saudi) daripada Netanyahu," ucap Ford.
Perkembangan hubungan AS-Suriah memberi peluang bagi AS menjadikan Damaskus sebagai "protektorat" Washington, seperti Yordania, kata mantan dubes itu.
"Israel harus mempertimbangkan kembali pendekatannya terhadap Suriah dengan menahan serangannya terhadap negara yang dapat menjadi mitra dan klien AS. Bahkan mereka sepertinya harus melepaskan sebagian wilayah Suriah yang mereka caplok," tuturnya.
Ia pun memandang pemulihan hubungan AS-Suriah dapat berlangsung cepat karena otoritas Suriah baru, yang memanfaatkan sanksi AS demi menggulingkan rezim Bashar Al-Assad, dapat beralih secara alami menjadi "mitra junior" Washington di kawasan.
Namun, pemulihan hubungan tersebut juga harus mempertimbangkan masalah penempatan tentara AS di Suriah untuk mencegah ancaman kelompok teroris, termasuk ISIS.
"Penarikan tentara AS tersebut tampak logis. Hal ini akan menghilangkan penghambat utama antara AS dan Iran karena keduanya akan sangat rentan ketika terjadi peperangan terbuka," ucap Ford.
"Iran juga bisa secara bijak menjadikan ini sebagai bahan pertimbangan saat fase yang menentukan dalam negosiasi nuklir mereka semakin dekat," kata dia, menambahkan.
Presiden AS Donald Trump, dalam Forum Investasi AS-Arab Saudi di Riyadh pada Selasa, mengumumkan bahwa pihaknya akan menginstruksikan pencabutan sanksi AS terhadap Suriah.
Pada Rabu, Trump bertemu pemimpin Suriah Ahmed Al-Sharaa dan membahas usaha bersama mengalahkan kelompok teroris dalam pertemuan mereka yang juga diikuti MBS dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Trump juga mendorong Al-Sharaa mendukung Perjanjian Abraham soal normalisasi hubungan dengan Israel.
Setelah pertemuan tersebut, Trump memuji Al-Sharaa sebagai pemimpin muda yang "menarik", "tangguh" dengan "latar belakang yang kuat".
Sumber: Sputnik
Editor: redaktur