Tridinews.com - Carlos Alcaraz meraih gelar major kelimanya dengan cara yang dramatis di Roland Garros, Minggu (8/6) waktu setempat atau Senin WIB, usai mengalahkan rivalnya Jannik Sinner 4-6, 6-7(4), 6-4, 7-6(3), 7-6(10-2).
Alcaraz dan Sinner, yang pertama kali berhadapan di ATP Masters 1000 di Paris pada 2021, belum pernah bertemu di final Grand Slam sebelumnya. Pertarungan mereka mengukir sejarah, menjadi final Roland Garros terpanjang, yakni selama lima jam dan 29 menit.
"Saya hanya ingin mengucapkan terima kasih atas segalanya untuk tim dan keluarga saya. Saya merasa beruntung bisa menjalani hal-hal hebat bersama Anda," kata Alcaraz usai laga, seperti disiarkan ATP.
"Saya beruntung memiliki banyak orang yang datang dari Murcia, dari rumah, untuk mendukung saya. Dukungan yang Anda berikan kepada saya hari ini, selama dua minggu ini, termasuk orang-orang yang tidak dapat datang tetapi berada di rumah, sungguh luar biasa. Terima kasih banyak dan trofi ini juga milik Anda, jadi terima kasih."
Alcaraz menjadi orang kesembilan di era Open yang bangkit dari ketertinggalan dua set untuk memenangi final Grand Slam. Pertandingan tersebut mencapai puncaknya di akhir set keempat dan sekali lagi di tahap penutupan set kelima.
Menghadapi kekalahan pada kedudukan 3-5, 0/40 di set keempat, Alcaraz mengerahkan keberanian untuk menyelamatkan tiga poin saat melakukan servis dan kemudian mematahkan servis Sinner di gim berikutnya untuk sepenuhnya mengubah momentum.
Dengan gemuruh di lapangan Philippe-Chatrier yang memekakkan telinga, bergema di malam Paris, Alcaraz menunjukkan tekadnya sekali lagi di set terakhir.
Setelah gagal melakukan servis untuk mengakhiri pertandingan pada kedudukan 5-4, Alcaraz kembali mengumpulkan fokusnya untuk satu dorongan terakhir.
Pada final Roland Garros pertama yang diputuskan melalui tie-break set kelima, petenis Spanyol itu berhasil mengatasi tekanan, menjadi petenis ketiga abad ini yang berhasil mempertahankan gelar Roland Garros, bergabung dengan Gustavo Kuerten dan Rafael Nadal.
Setelah pertarungan sengit selama lima jam, Alcaraz menyimpan permainan tenis terbaiknya untuk tie-break terakhir. Dengan tekanan yang sangat tinggi, petenis Spanyol itu mencetak empat pukulan winner, termasuk satu pada poin yang menentukan kemenangan.
Alcaraz menjatuhkan diri ke tanah setelah kemenangannya sebelum ia memeluk Sinner, menunjukkan rasa saling menghormati yang dimiliki keduanya.
Petenis berusia 22 tahun itu kini memegang catatan 13-1 yang luar biasa di set kelima. Sebaliknya, Sinner kalah 6-10 di set kelima dan tetap tidak menang dalam pertandingan yang berlangsung lebih dari tiga jam 50 menit (0–7).
"Pertama-tama, Carlos, selamat. Penampilan yang luar biasa, pertarungan yang luar biasa, semuanya luar biasa," kata Sinner pada upacara penyerahan trofi.
"Untuk Anda dan tim, kerja yang luar biasa. Saya sangat senang untuk Anda dan Anda pantas mendapatkannya."
"Sekarang lebih mudah untuk bermain daripada berbicara. Tentu saja, untuk tim saya: Terima kasih banyak telah membantu menempatkan diri saya dalam posisi ini," ujar petenis berusia 23 tahun itu.
"Kami mencoba yang terbaik hari ini, memberikan semua yang kami miliki. Beberapa waktu lalu, kami menandatangani kontrak untuk berada di sini, jadi tetap merupakan turnamen yang luar biasa meskipun saat ini sangat sulit."
Kemenangan tersebut menandai kemenangan ke-37 Alcaraz di Tour musim ini dan ia memperpanjang keunggulannya dalam seri head to head melawan Sinner menjadi 8-4.
Alcaraz kini telah memenangi lima pertemuan terakhir mereka, juga mempertahankan rekornya yang tak ternoda di final Grand Slam (5–0).
Dengan kemenangannya, ia menjadi petenis putra termuda ketiga dalam sejarah yang mencapai tonggak sejarah lima turnamen major, hanya kalah dari Bjorn Borg (usia 21) dan Nadal (usia 22).