China terus jalin kerja sama dengan Jepang usai pemilu

china-terus-jalin-kerja-sama-dengan-jepang-usai-pemilu . (net)

Tridinews.com - Pemerintah China mengatakan masih akan terus bekerja sama dengan Jepang meski partai berkuasa saat ini kehilangan suara mayoritas di majelis tinggi berdasarkan hasil pemilu parlemen.

"China siap bekerja sama dengan Jepang untuk melanjutkan dialog dan komunikasi di berbagai tingkatan dan bidang," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing, Senin (21/7).

Berdasarkan hasil akhir pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat Jepang (Parlemen Jepang) yang digelar pada Minggu (20/7), koalisi berkuasa yang terdiri dari Partai Demokrat Liberal (LDP) dan Partai Komeito tidak mengantongi kursi mayoritas (50 kursi) di majelis rendah maupun majelis tinggi parlemen.

LDP dan Partai Komeito pada pemilu tersebut kehilangan 19 kursi di majelis tinggi.

Atas hasil itu, Perdana Menteri Jepang (PM) Shigeru Ishiba menyatakan niatnya untuk tetap menjabat meski partai LDP yang dipimpinnya kalah.

"China mengetahui hasil pemilu tersebut, hal itu merupakan urusan internal Jepang, dan saya tidak memiliki komentar khusus. China dan Jepang adalah tetangga," tambah Guo Jiakun.

Pertumbuhan hubungan bilateral yang sehat dan stabil, ungkap Guo Jiakun, merupakan kepentingan fundamental kedua negara dan kedua bangsa.

"China ingin meningkatkan rasa saling percaya politik, memperdalam kerja sama yang saling menguntungkan, menangani perbedaan secara tepat, bersama-sama mempromosikan hubungan strategis China-Jepang yang saling menguntungkan secara menyeluruh, dan membangun hubungan yang konstruktif dan stabil yang memenuhi kebutuhan di era baru," ungkap Guo Jiakun.

PM Ishiba dalam pernyataannya berjanji akan melakukan segala upaya untuk melanjutkan perundingan dengan Amerika Serikat terkait tarif tinggi yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump menjelang tenggat waktu 1 Agustus untuk tarif timbal balik.

Namun, Ishiba masih bisa menghadapi tekanan untuk mengundurkan diri, setelah pemimpin Partai Demokrat Konstitusional Jepang mengancam akan mengajukan mosi tidak percaya terhadap kabinet Ishiba.

Mosi seperti itu, yang hanya bisa disahkan di Majelis Rendah yang memiliki kekuasaan lebih besar, akan "pasti dipertimbangkan" jika Ishiba memilih untuk tidak mengundurkan diri sebagai perdana menteri, ucap pemimpin oposisi utama Yoshihiko Noda dalam sebuah program TV.

Blok pemerintahan saat ini tidak memiliki mayoritas di Majelis Rendah. Mosi tidak percaya, jika disahkan, maka perdana menteri diwajibkan membubarkan majelis yang beranggotakan 465 orang tersebut dalam waktu 10 hari, atau seluruh kabinet harus mengundurkan diri secara massal.

Majelis tinggi parlemen Jepang memiliki 248 kursi, di mana 100 di antaranya dipilih berdasarkan perwakilan proporsional partai, dan 148 kursi sisanya dipilih di distrik pemilihan.

Anggota majelis tinggi dipilih untuk masa jabatan enam tahun.

Tahun ini, sebanyak 522 kandidat bersaing memperebutkan 125 kursi. Sebanyak 50 anggota parlemen akan dipilih berdasarkan daftar partai, sementara 75 anggota akan dipilih di distrik pemilihan.

Editor: redaktur

Komentar