Tridinews.com - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan data kegempaan pada Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur mulai 8-15 Juli 2025 mencapai 1.387 kali erupsi.
Pengamat Gunung Ile Lewotolok yang bertugas di Pos Pengamatan Gunung Lewotolok di Kecamatan Ile Ape, Stanilaus Ara Kian dihubungi dari Kupang, Selasa pagi, mengatakan walaupun demikian, ketinggian erupsi gunung tersebut tidak seperti pada periode 1-7 Juli 2025 yang tingginya berkisar dari 100-1.200 meter dari puncak gunung.
“Di Periode tanggal 8-15 Juli erupsi dengan tinggi kolom 100 hingga 400 meter dari puncak. Kolom erupsi berwarna putih hingga kelabu. Erupsi disertai juga suara gemuruh dan dentuman lemah dan kuat," katanya.
Selain erupsi yang jumlahnya mencapai 1.387 kali, pihaknya juga mencatat 1.461 kali gempa hembusan, dua kali tremor harmonik serta tujuh kali Tremor Non Harmonik.
Disamping itu juga di periode 8 hingga 15 Juli, tercatat 18 kali gempa vulkanik dalam, dua kali gempa tektonik lokal, dan 12 kali gempa tektonik jauh.
“Kegempaan menunjukkan peningkatan jumlah, terutama gempa erupsi dan gempa hembusan, dengan gempa hembusan mendominasi rekaman seismik. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa aktivitas dangkal atau permukaan masih sangat dominan hingga saat ini,” ujar dia.
Sementara itu gempa vulkanik dalam terekam, dan menunjukkan adanya tren peningkatan jumlah. Dia menambahkan kemunculan gempa vulkanik ini mengindikasikan adanya peningkatan tekanan atau stres pada tubuh gunung tersebut yang berkaitan proses peretakan batuan yang diakibatkan suplai fluida magmatik dalam.
Dia menambahkan energi diestimasi atau perkiraan jumlah energi melalui metode perata-rataan nilai amplitudo atau Real-time Seismic Amplitude Measurements (RSAM) menunjukkan dalam periode ini energi cenderung menurun. Stasiun yang digunakan saat ini adalah Stasiun BTP.
Sementara itu berdasarkan pengukuran deformasi atau perubahan bentuk dengan EDM menunjukkan fluktuasi nilai jarak miring dengan kecenderungan turun (memendek) di awal minggu kedua Juli dan kemudian naik kembali (memanjang) di akhir minggu kedua bulan Juli.
“Baseline GPS menunjukkan flat atau datar, kecuali baseline GLMT – GWAW yang menunjukkan pemanjangan baseline,” ujar dia.
Hingga tanggal 15 Juli 2025 Stanis mengatakan status gunung tersebut masih berada pada Level III atau siaga.karena itu masyarakat di sekitar kaki gunung itu, tetap diimbau untuk waspada. Pengunjung dan wisatawan juga dilarang untuk mendaki ke puncak gunung itu.
Gunung Ile Lewotolok erupsi 1.387 kali selama 7 hari
