Tridinews.com - Spanyol, Norwegia, dan Irlandia telah mengakui negara Palestina pada tahun lalu, dan Madrid juga menjatuhkan sanksi kepada Israel atas perangnya di jalur Gaza.
Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez menyampaikan dalam pertemuan puncak pada Sidang Umum PBB pada hari Senin (22/9/2025) bahwa solusi dua negara tidak mungkin terwujud “ketika penduduk salah satu dari kedua negara tersebut menjadi korban genosida”.
“Rakyat Palestina sedang dibantai, [maka] atas nama akal sehat, atas nama hukum internasional dan atas nama martabat manusia, kita harus menghentikan pembantaian ini,” kata Sanchez.
Dalam pidatonya di KTT tersebut, Macron juga menguraikan kerangka kerja untuk pembentukan "Otoritas Palestina yang diperbarui". Kerangka kerja pascaperang tersebut membayangkan Pasukan Stabilisasi Internasional (ISF) yang akan membantu mempersiapkan Otoritas Palestina (PA) untuk mengambil alih pemerintahan di Gaza.
Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, memuji negara-negara yang telah mengakui Palestina.
Ia menyampaikan pernyataannya kepada konferensi tersebut melalui video karena visanya ditolak oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump untuk menghadiri Sidang Umum PBB minggu ini.
“Kami menyerukan kepada mereka yang belum melakukannya untuk mengikutinya,” kata Abbas, seraya menambahkan bahwa PA juga menuntut “dukungan bagi keanggotaan penuh Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa”.
Israel dan AS, yang semakin terisolasi secara internasional dalam isu ini, memboikot pertemuan puncak tersebut, dengan duta besar Israel untuk PBB, Danny Danon, menggambarkan acara tersebut sebagai “sirkus”.
Meskipun sebagian besar negara anggota PBB sekarang mengakui kenegaraan Palestina, negara anggota PBB yang baru harus mendapat dukungan dari Dewan Keamanan PBB, di mana AS telah menggunakan hak vetonya untuk memblokir Palestina menjadi negara anggota penuh PBB.
PM Spanyol : Rakyat Palestina dibantai, kita harus hentikan ini
