Tridinews.com - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengakui negaranya terancam menjadi “negara paria” di mata dunia, seiring meningkatnya tekanan global terhadap industri senjata Israel.
Netanyahu untuk pertama kalinya mengakui negaranya berpotensi menghadapi “sejenis isolasi” berkepanjangan akibat perang Gaza.
Pernyataan itu menandai perubahan nada dari pemimpin yang biasanya keras kepala.
CNN melaporkan, Netanyahu menyebut kemarahan internasional karena telah mendorong Israel mendekati status sebagai negara paria.
Kata "paria" sendiri berasal dari kasta terendah dalam sistem sosial India, dan dalam konteks geopolitik, digunakan secara metaforis untuk menyebut negara yang berada di luar pergaulan diplomatik.
Istilah ini bukan klasifikasi resmi, melainkan label politis yang sering digunakan oleh media, diplomat, atau organisasi internasional untuk menekan atau mengisolasi suatu negara.
Penggunaan istilah ini bisa kontroversial dan bergantung pada perspektif politik masing-masing pihak.
Sejumlah sekutu lama, termasuk Inggris, Australia, dan Kanada, telah mengakui negara Palestina dalam sidang umum PBB di New York, Amerika Serikat.
Industri persenjataan Israel juga mulai merasakan dampaknya.
Spanyol membatalkan kontrak pembelian senjata bernilai ratusan juta dolar setelah Perdana Menteri Pedro Sanchez mengecam perang Israel di Gaza sebagai “kebiadaban”.
Ia bahkan menyerukan pelarangan Israel dari ajang olahraga internasional dan Eurovision.
Meski demikian, data Kementerian Pertahanan Israel menunjukkan ekspor senjata masih mencatat rekor tinggi senilai US$14,7 miliar pada 2024, naik 13 persen dari tahun sebelumnya, dengan lebih dari separuhnya berasal dari negara-negara Eropa.
Oded Yaron, analis pertahanan dari Haaretz, memperingatkan bahwa Israel tidak mampu kehilangan lebih banyak pasar.
“Jika kita tidak menjualnya ke negara lain, hal itu pasti akan merusak pertahanan Israel,” katanya kepada CNN.
Netanyahu akui negaranya terancam jadi "negara paria"
