Tridinews.com - Ratusan siswa menjadi korban keracunan massal Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB), pada Rabu (24/9/2025).
Kasus keracunan massal akibat program MBG di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, telah menimbulkan keprihatinan luas.
Keracunan massal itu terjadi pada Senin 22 September 2025 hingga Rabu, 24 September 2025. Jumlah korban lebih dari 411 pelajar dari jenjang PAUD hingga SMA/SMK mengalami gejala seperti mual, muntah, pusing, dan sesak napas.
Kepala Puskesmas Cipongkor, Yuyun Sarihotimah mengatakan kasus kali ini berbeda dengan keracunan yang terjadi pada Senin (22/9/2025) dengan korban 411 siswa.
Sajian MBG yang menyebabkan keracunan kali ini berasal dari dapur SPPG di Kampung Pasirsaji, Desa Negalsari, Cipongkor.
"Untuk kasus baru ini berasal dari dapur berbeda. Karena dapur MBG ini masih beroperasi," kata dia, pada Rabu (24/9/2025).
Menurut dia, siswa-siswa keracunan MBG atau Makan Bergizi Gratis terus berdatangan dengan berbagai kondisi, mulai dari pingsan, lemas, hingga digendong oleh keluarga.
Puluhan ambulans pun terlihat hilir mudik mengangkut siswa yang akan dirujuk ke rumah sakit. Di GOR Kecamatan Cipongkor, puluhan korban keracunan MBG terlihat terbaring di tempat tidur lipat.
Kondisinya pun penuh sesak. Ada yang diinfus hingga menggunakan alat bantu pernafasan.
"Sampai saat ini mungkin sudah sekitar 220 yang datang. Jumlahnya terus bertambah," kata Kepala Puskesmas Cipongkor, Yuyun Sarihotimah saat dikonfirmasi.
Yuyun mengungkapkan, petugas medis cukup kewalahan menangani korban keracunan MBG yang terus berdatangan.
Alat-alat pendukung penanganan medis pun mengalami keterbatasan.
"Kami membutuhkan infus, oksigen, obat-obatan segera. Ini kondisinya cukup chaos karena datangnya hampir bersamaan. Petugas medis juga cukup kewalahan," ungkapnya.
Yuyun belum memberikan keterangan rinci terkait peristiwa tersebut. Yang pasti sajian MBG yang menyebabkan keracunan berasal dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berbeda dari kasus sebelumnya yang terjadi pada Senin (22/9/2025).
"Untuk kasus baru ini berasal dari dapur berbeda. Karena dapur MBG ini masih beroperasi," ujarnya.
Yuyun menambahkan, GOR Kecamatan Cipongkor masih dijadikan posko utama penampungan korban yang mengalami keracunan usai menyantap MBG.
"Kami telah mendirikan beberapa posko pelayanan untuk menampung dan menangani para korban. Korban masih terus berdatangan," tandasnya.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengungkap data terbaru korban keracunan sajian Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Cipongkor. Hingga Selasa (23/9/2025) sore, ada 393 siswa yang tercatat sebagai korban keracunan.
"Data terbaru yang masuk hingga 16.30 WIB tadi, ada 393 siswa yang tercatat sebagai korban keracunan," kata Plt Kepala Dinkes Bandung Barat, Lia N Sukandar saat dikonfirmasi.
Lia mengungkapkan, mayoritas korban keracunan telah diperbolehkan pulang ke rumah dengan status rawat jalan. Dari 393 korban yang terdata, ada 39 yang masih menjalani rawat inap.
"Memang masih ada yang rawat inap, tapi mayoritas sudah rawat jalan," ungkapnya.
Lia memberikan data lebih rinci terkait tempat-tempat penanganan korban keracunan sajian MBG. Tempat tersebut meliputi Posko Puskesmas Cipongkor, RSUD Cillin, Posko Kecamatan Cipongkor, RSIA Anugrah, dan Klinik Permata Hati.
Di Posko Puskesmas, ada 93 orang siswa yang tercatat sebagai korban keracunan dan semuanya telah diperbolehkan pulang.
Di RSUD Cillin, ada 32 orang tercatat sebagai korban dengan 18 orang masih menjalani rawat inap.
Di Posko Kecamatan, ada 240 orang yang terdata dan 238 di antaranya telah diperkenalkan pulang. Dua orang masih dirawat.
Lalu, di RSIA Anugrah, ada 22 orang yang tercatat sebagai korban keracunan dan 13 di antaranya masih menjalani rawat inap.
Terakhir, di Klinik Permata Hati ada 6 orang yang tercatat dan seluruhnya masih menjalani rawat inap.
"Memang di paling banyak rawat inap itu ada di RSUD Cililin, masih 18 orang, dan 14 lainnya sudah pulang," ujarnya.
Lia menambahkan, petugas juga telah merinci gejala-gejala keracunan yang dialami siswa. Mulai dari mual (270 orang), muntah (91), pusing (246), diare (36), sakit kepala (45), lemas (78), sesak (100), demam (52), dan sakit perut (107).
"Petugas masih standby untuk melakukan penanganan yang diperlukan," tandasnya.
Gejala keracunan MBG di KBB : Muntah, sesak dan mual
