Waka DPR Cucun Ahmad marahi Kepala SPPG di Cipongkor KBB

waka-dpr-cucun-ahmad-marahi-kepala-sppg-di-cipongkor-kbb . (net)

Tridinews.com - Wakil Ketua DPR Cucun Ahmad Syamsurijal marahi Ikbal Maulana Ramadan, kepala SPPG Yayasan Rajib Putra Barokah, Dapur Makmur Jaya di Kampung Cipari, Desa Cijambu, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

SPPG tersebut merupakan pihak yang memproduksi 3.567 paket Makan Bergizi Gratis (MBG) hingga menyebabkan setidaknya 411 siswa di Kecamatan Cipongkor mengalami keracunan pada Senin (22/9/2025).

Cucun menilai pihak SPPG telah melakukan pelanggaran standar operasional produksi Makan Bergizi Gratis (MBG) hingga berujung pada terjadinya keracunan massal. 

Proses memasak dimulai pada pukul 23.00 yang dinilai terlalu dini.

"Salah, sudah keluar dari SOP, ini harus dievaluasi. Kamu sekolah dulu? Kan disekolahkan dulu. 10 SOP itu kami rapat dengan BGN kami tau, jam berapa untuk PAUD, TK, SD, jam berapa SMP dan SMA itu sudah ada, berarti kamu lupa, perlu dievaluasi," kata Cucun saat melakukan Sidak di SPPG tersebut, Kamis (25/9/2025).

Cucun mengungkapkan, jarak antara proses memasak dengan jadwal konsumsi siswa dinilai terlalu lama. Idealnya, waktu produksi produk MBG dengan jadwal konsumsi tidak lebih dari 4 jam.

"Untuk sampai ke jam 7 pagi di kirim ke PAUD TK, berapa jam. Kan maksimal 4 jam (setelah di masak) kita akan tertibkan SOP ini," ujar Cucun.

Cucun sempat menyinggung soal bahan baku yang bermasalah yang menjadi sumber keracunan di Cipongkor, Bandung Barat. Hal itu dikonfirmasi langsung oleh Cucun kepada kepala SPPG.

Cucun pun mendorong kepala SPPG untuk berani bersikap saat mendapati bahan baku yang akan dimasak dalam kondisi tidak layak.

"Saya tanya, kemarin pasti ada problem di bahan makanan, clear kan. Pokonya jangan takut sama Yayasan, kamu yang berkuasa di sini, tolak saja," tandasnya.

Sementara itu, Kepala SPPG Yayasan Rajib Putra Barokah, Ikbal Maulana Ramadan mengatakan bahwa, pihaknya akan melakukan evaluasi setelah sajian MBG yang mereka produksi menyebabkan keracunan massal.

"Untuk evaluasi pasti ya," kata Ikbal.

Ikbal menegaskan bahwa, proses produksi MBG yang dilakukan pihak SPPG tidak mengalami masalah. Proses tersebut telah dilakukan dari awal mereka dipercaya untuk memproduksi sajian MBG.

"Tidak ada masalah, karena metode masak dari kejadian senin ditarik ke dua minggu ke belakang itu sama metodenya, dan jamnya sama," tandasnya.

Editor: redaktur

Komentar