Kasus ODGJ di Kota Bandung Tertinggi Ada di Buahbatu dan Kiaracondong

kasus-odgj-di-kota-bandung-tertinggi-ada-di-buahbatu-dan-kiaracondong Ilustrasi. (Antaranews.com)

DIDADAMEDIA, Bandung - Jumlah Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Kota Bandung tahun 2019 mencapai angka 3.511, data tersebut diperoleh berdasarkan estimasi dari Kementerian Kesehatan. Dan akhirnya seluruh Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Kota Bandung berhasil mencari penderita ODGJ sampai di angka 3.227.

"Angka yang kami dapat berarti sudah mencapai 91,9% dari target hasil estimasi Kemenkes. Kami juga terus terang saja agak kaget ketika angka itu ada, ternyata ketika Puskesmas bergerak mulai dari screening, kemudian ditelusuri mulai dari SD-SMP kesekolah hingga masyarakat sampai lansia ternyata yang masuk ODGJberhasil ditemukan," ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Rosye Arosdiani di UPT Pukesmas Babakansari usai acara launching Asmara Sejiwa (Atasi Bersama Sehat Jiwa), Rabu (19/02/2020).

Dijelaskannya, di Kota Bandung ada dua Kecamatan dengan tingkat ODGJ terbanyak yaitu Kecamatan Buahbatu dan Kiaracondong. "Untuk di wilayah Babakansari sendiri di estimasi ada 184 khasus untuk ODGJ sudah masuk 118 kasus dalam satu kecamatan Kiaracondong. Dan angka tersebut merupakan penderita ODGJ berat, karena itu Pemeritan Kota (Pemkot) Bandung dalam hal ini Dinkes menghadirkan Asmara Sejiwa di UPT Puskesmas Babakansari," katanya.

Sementara untuk wilayah Buahbatu, pihaknya telah lebih dulu menghadirkan konseling untuk ODGJ sejak tahun 2019. Dengan demikian diharapkan dapat meminimalisir angka ODGJ di Kota Bandung.

Pada kesempatan yang sama, hadir Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana yang sekaligus meresmikan Asmara Sejiwa di UPT Puskesmas Babakansari.

"Hadirnya Asmara Sejiwa tentunya kami mengapresiasi. Karena ODGJ di Kecamatan Kiaracongdong ini cukup tinggi. Untuk itu Asmara Sejiwa hadir sebagai upaya cepat tanggap oleh kewilayahan kerjasama dengan UPT Puskesmas untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang Insya Allah bisa menangani masalah para pengintas atau ODGJ," papar Yana.

Dengan begitu, lanjutnya, Yana berharap masalah ODGJ bisa selesai di level Puskesmas. "Mudah-mudahan masalah pengintas bisa terselesaikan disini (Puskesmas, red) tidak perlu lagi di rujuk ke RS Kejiwaan seperti RS Cisarua. Selain itu juga SDM yang disiapkan merupakan orang-orang yang ahli dibidangnya. Sehingga pasien dapat dikontrol disini," tandasnya.


Editor: redaktur

Komentar