Tridinews.com - Indonesia disebut-sebut siap mengekspor beras ke negara-negara lain, termasuk Malaysia. Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Pertanian Sudaryono.
Merespons hal itu, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menilai Indonesia tidak perlu terburu-buru melakukan ekspor beras. Menurut dia, Indonesia perlu menikmati momen beras yang melimpah. Saat ini, stok cadangan beras pemerintah mencapai 3,7 juta ton.
"Kita tunggu-tunggu dulu, kan kita baru punya yang banyak, seneng kita liat-liat dulu lah. Tapi kalau ada tetangga yang kurang, ya kita bantu, kata Pak Presiden begitu. Kalau tetangga kurang, kita bantu. Tapi kita kan lagi seneng ini, berasnya lagi banyak, 3,7 juta ton," kata Zulhas usai menghadiri rapat neraca komoditas pangan, di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (16/5/2025).
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan Indonesia bisa saja melakukan ekspor beras ke negara-negara lain. Asalkan, produksi beras dalam negeri bisa bertahan di atas 2,5 juta ton.
"Ya bisa aja. Kita tinggal hitung, kalau sekarang posisinya 3,7 juta ton, kemudian nanti produksinya bisa bertahan di atas 2,5 juta ton, kenapa enggak?" kata Arief.
Menurut Arief, beras bukanlah barang antik yang terus disimpan. Dia menjelaskan justru beras harus dijaga penyalurannya.
"Kita perlu me-refresh beras. Jadi jangan sampai beras yang sudah disimpan juga tidak dijaga refreshment stoknya. Jadi turnover-nya harus diatur dan kadar air 14% itu bisa tahan berapa lama dalam suhu Bulog yang hari ini. Kemudian market juga kita harus lihat. Jadi keseimbangan antara hulu sama hilir dijaga," terang Arief.
Sama halnya dengan Zulhas, Arief menilai Indonesia perlu menikmati euforia stok beras yang melimpah. Saat ini, pemerintah tengah fokus mempersiapkan infrastruktur agar produksi beras tetap terjaga.
"Kalau di grafik itu kan kita bisa lihat setelah bulan Juni, Juli itu kan pasti grafiknya itu turun Karena kita masih tadah hujan, sambil paralel infrastruktur disiapkan. Cadangan pangan kita itu fungsinya untuk saat kita produksinya di bawah 2,6 juta ton. Artinya kita tidak bisa menanam lebih dari 1 juta hektar. Berarti setiap bulannya, berarti kan kita defisit produksi konsumsi itu menggunakan cadangan pangan," jelas Arief.
Sebelumnya, Sudaryono mengatakan Kementerian Pertanian (Kementan) telah bertemu dengan pemerintah Malaysia serta pelaku usaha yang akan mengeksekusi ekspor beras. Menurut Sudaryono, Indonesia siap melakukan ekspor beras ke Malaysia ataupun ke negara-negara lainnya sesuai dengan perintah Presiden RI.
"Ini lagi kita atur, intinya manakala Presiden sudah memberikan perintah, maka kita siap. Kemarin yang dibahas mungkin sekitar 2.000 ton per bulan, karena Malaysia juga mengambil beras dari banyak tempat," kata Sudaryono di Karawang, Jawa Barat.
Editor: redaktur