Tridinews.com - Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) pada Jumat (4/7) menegaskan kembali "pentingnya" bekerja sama dengan Iran untuk melanjutkan inspeksi nuklir, karena Teheran menangguhkan kerja sama dengan organisasi tersebut setelah konflik 12 hari dengan Israel dan AS.
Kepala IAEA Rafael Grossi "menegaskan kembali pentingnya IAEA berdiskusi dengan Iran mengenai modalitas melanjutkan aktivitas pemantauan dan verifikasi yang sangat diperlukan di Iran sesegera mungkin," demikian pernyataan badan tersebut.
Pejabat Iran mengkritik IAEA karena gagal mengutuk serangan Israel dan AS, dan juga karena mengeluarkan resolusi pada 12 Juni yang menuduh Teheran tidak mematuhi kewajiban nuklirnya.
Iran juga menuduh Grossi bertindak sebagai seorang mata-mata untuk Israel, dan mengumumkan bahwa kepala IAEA itu tidak akan lagi diizinkan masuk ke negara tersebut.
Pada 25 Juni, parlemen Iran menyetujui RUU yang menangguhkan kerja sama dengan IAEA. Dewan Wali meratifikasi undang-undang tersebut sehari kemudian, dan secara resmi mulai berlaku pada 2 Juli dengan tanda tangan Presiden Masoud Pezeshkian.
Namun, Iran mengatakan masih berkomitmen pada Perjanjian Non-Proliferasi (NPT), tetapi tidak mempercayai IAEA.
Dalam pernyataan terpisah, IAEA mengatakan para pengawas badan tersebut yang masih berada di Iran selama konflik yang dipicu serangan Israel, telah kembali ke kantor pusat di Wina.
Israel menyerang situs militer dan nuklir Iran pada 13 Juni, serta menewaskan sejumlah komandan dan ilmuwan top negara itu, yang memicu serangan balasan.
AS kemudian memasuki konflik tersebut, mengebom tiga fasilitas nuklir di Iran, tetapi selanjutnya AS mensponsori gencatan senjata yang mulai berlaku 24 Juni.
Sumber: Anadolu
Editor: redaktur