Trump tegaskan perang di Gaza akan berakhir dalam 2 pekan

trump-tegaskan-perang-di-gaza-akan-berakhir-dalam-2-pekan . (net)

Tridinews.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali membuat pernyataan mengejutkan terkait agresi Israel ke Gaza.

Ia sesumbar, perang yang sudah menewaskan puluhan ribu warga Palestina itu akan selesai dalam waktu dua hingga tiga pekan mendatang, meski serangan Israel ke jalur padat penduduk tersebut masih terus berlangsung.

“Saya pikir dalam dua hingga tiga minggu ke depan, Anda akan mendapatkan akhir yang cukup bagus dan konklusif,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih, Senin (25/8), dilansir Al Jazeera.

Pernyataan itu disampaikan Trump di tengah meningkatnya kemarahan internasional terhadap kekejaman militer Israel di Gaza, termasuk pembunuhan warga sipil, jurnalis, tenaga medis, serta kelaparan massal akibat blokade militer Israel.

Trump tidak menjelaskan dasar perhitungannya terkait tenggat waktu berakhirnya perang.

Pengamat menilai, sesumbar Trump lebih mencerminkan retorika politik ketimbang analisis realitas di lapangan.

Trump disebut ingin menunjukkan citra sebagai pemimpin yang mampu mendorong penyelesaian cepat di saat tekanan internasional terhadap Israel semakin meningkat.

Terlebih sejak lama, Trump dikenal dengan gaya bicara yang penuh keyakinan dan sering menetapkan tenggat waktu ambisius dalam berbagai isu, mulai dari perang dagang dengan Tiongkok hingga kebijakan luar negeri.

Pada Februari lalu, Trump bahkan sempat mengusulkan agar semua warga Palestina dikeluarkan dari Gaza—sebuah rencana yang menuai kecaman keras karena dianggap sama dengan pembersihan etnis.

Meski banyak pernyataannya tidak terbukti, namun tetap ia gunakan untuk membangun kesan optimistis di hadapan publik.

“Pernyataan ini lebih ke arah diplomasi simbolis. Trump ingin tampil sebagai tokoh yang bisa menghentikan perang, meskipun faktanya situasi militer di Gaza sangat kompleks,” ujar analis hubungan internasional dari Georgetown University, Sarah Whitman.

Kendati desakan gencatan senjata telah menggema, namun serangan militer Israel ke Jalur Gaza masih berlanjut tanpa henti hingga awal pekan ini.

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan, 20 warga sipil kembali menjadi korban dalam 24 jam terakhir.

Termasuk lima jurnalis yang bekerja untuk media-media terkemuka seperti Reuters, Associated Press, dan Al Jazeera, turut jadi korban tewas setelah Israel menyerang salah satu rumah sakit utama di Jalur Gaza dengan rudal.

Kronologi bermula ketika ribuan warga sipil yang kehilangan tempat tinggal memilih berlindung di sekitar RS Al-Nasser.

Mereka percaya rumah sakit adalah lokasi yang relatif aman dari gempuran militer.

Namun, situasi berubah mencekam ketika pasukan Israel mengepung kawasan tersebut sejak akhir pekan lalu.

Menurut laporan saksi mata, serangan mematikan Israel itu diawali dengan drone bermuatan peledak yang menghantam salah satu gedung di kompleks RS Al-Nasser.

Tak lama setelah itu, rentetan tembakan terdengar dari arah utara rumah sakit. Tim medis yang berusaha mengevakuasi pasien melaporkan peluru menghantam area parkir dan sebagian ruang rawat inap.

Militer Israel mengklaim serangan itu ditujukan untuk menghantam “pusat operasi Hamas” yang menurut mereka bersembunyi di sekitar rumah sakit.

Namun, klaim tersebut ditolak mentah-mentah oleh otoritas kesehatan Gaza, yang menegaskan Al-Nasser murni berfungsi sebagai rumah sakit sipil.

Serangan ke RS Al-Nasser lantas menuai kecaman keras dari dunia internasional. PBB menyebut tindakan itu sebagai “pelanggaran serius hukum humaniter internasional”.

Organisasi kemanusiaan seperti Médecins Sans Frontières (MSF) menyatakan serangan terhadap fasilitas kesehatan tidak dapat dibenarkan dalam kondisi apa pun.

Editor: redaktur

Komentar