Mantan Kepala Hukum IDF Ditahan Usai Sebar Video Penyiksaan Tawanan

mantan-kepala-hukum-idf-ditahan-usai-sebar-video-penyiksaan-tawanan . (net)

Tridinews.com - Mantan kepala hukum militer Israel, Mayor Jenderal Yifat Tomer-Yerushalmi, ditahan pada Senin (3/11/2025) setelah mengakui membocorkan rekaman yang memperlihatkan tentara Israel menyiksa seorang tahanan asal Gaza di pusat penahanan militer Sde Teiman.

Menurut laporan BBC, Tomer-Yerushalmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai advokat jenderal Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada Jumat lalu, di tengah kontroversi besar yang mengguncang institusi militer tersebut.

Ia ditahan atas tuduhan menghalangi keadilan, penipuan, dan penyalahgunaan jabatan.

Dalam surat pengunduran dirinya, Tomer-Yerushalmi menyebut bahwa kebocoran rekaman itu merupakan “upaya melawan propaganda palsu terhadap aparat penegak hukum militer,” seraya menegaskan bahwa “ada tindakan yang tidak boleh dilakukan, bahkan terhadap tahanan paling hina sekalipun.”

Rekaman yang pertama kali disiarkan Channel 12 Israel memperlihatkan sejumlah tentara membawa seorang tahanan dengan mata tertutup dan tangan terikat ke area tertutup, sementara belasan tahanan lain tampak berbaring tengkurap di tanah. Tahanan tersebut kemudian dirawat di rumah sakit dengan luka serius, termasuk robekan di rektum akibat tusukan benda tajam.

Menurut The Washington Post, rekaman tersebut memperkuat kekhawatiran lembaga-lembaga HAM mengenai perlakuan brutal terhadap ribuan warga Palestina yang ditahan di fasilitas militer Israel sejak pecahnya perang Gaza pada 2023.

Skandal ini memicu kecaman luas, bukan hanya karena dugaan penyiksaan, tetapi juga karena fokus publik di Israel justru beralih ke kebocoran video. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut insiden itu sebagai “kerusakan reputasi paling parah bagi Negara Israel.”

Tekanan besar datang dari kelompok sayap kanan yang menuduh Tomer-Yerushalmi sebagai pengkhianat. Menteri Pertahanan Israel Katz bahkan menuduhnya melakukan “fitnah darah terhadap IDF.”

Sementara itu, organisasi Breaking the Silence menyebut bahwa penyiksaan di Sde Teiman merupakan “fakta sistematis,” dan kebocoran video hanyalah “bukti kecil dari realitas brutal yang dialami tahanan Palestina sejak 7 Oktober 2023.”

Menurut Haaretz, kasus ini menyoroti dilema besar dalam sistem hukum militer Israel, di mana tekanan politik membuat penyelidikan terhadap dugaan kejahatan perang semakin terhambat. Amnesty International dan Human Rights Watch menyerukan penyelidikan independen internasional atas dugaan penyiksaan di fasilitas penahanan Israel.

Hingga kini, Tomer-Yerushalmi masih ditahan sambil menunggu proses pengadilan, sementara penyelidikan terhadap kebocoran video dan kondisi tahanan di Sde Teiman terus berlanjut.

Editor: redaktur

Komentar