Trump Sebut Warga Yahudi Pendukung Zohran Mamdani ‘Orang Bodoh’

trump-sebut-warga-yahudi-pendukung-zohran-mamdani-orang-bodoh . (net)

Tridinews.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menuai kontroversi setelah melontarkan pernyataan keras di media sosial yang menyinggung komunitas Yahudi. Melalui unggahan di Truth Social, Trump menyebut warga Yahudi yang memilih kandidat Partai Demokrat Zohran Mamdani dalam pemilihan wali kota New York City sebagai “orang bodoh.”

“Setiap orang Yahudi yang memilih Zohran Mamdani, seorang pembenci Yahudi yang terbukti dan mengakuinya sendiri, adalah orang bodoh!!!” tulis Trump, Selasa (4/11/2025).

Komentar itu muncul di tengah berlangsungnya Hari Pemilu di AS, ketika beberapa wilayah seperti New York, Virginia, New Jersey, dan California menggelar pemilihan penting.

Di New York City, Zohran Mamdani—politisi muda dari Partai Demokrat—bersaing ketat dengan mantan Gubernur Andrew Cuomo dan kandidat Partai Republik Curtis Sliwa. Pemilihan ini menarik perhatian publik karena Wali Kota petahana Eric Adams memutuskan tidak mencalonkan diri lagi.

Survei terbaru menunjukkan Mamdani unggul tipis atas Cuomo dan berpeluang menjadi wali kota Muslim pertama New York City jika menang. Dalam pemilihan pendahuluan pada Juni lalu, Mamdani meraih 43 persen suara, sementara Cuomo mendapat 36 persen.

Trump, yang kerap menyerang lawan politiknya, berulang kali menuding Mamdani sebagai sosialis dan komunis. Dalam unggahan lanjutan, ia juga mengancam tidak akan memberikan dana federal ke New York jika Mamdani terpilih.

“Jika Kandidat Komunis Zohran Mamdani memenangkan pemilihan Wali Kota New York City, sangat kecil kemungkinan saya akan memberikan dana federal selain yang diwajibkan,” tulis Trump.

Ia bahkan menambahkan, kota New York “tidak punya peluang untuk sukses” jika dipimpin Mamdani dan menyebut kepemimpinan Mamdani akan menjadi “bencana ekonomi dan sosial total.”

Pernyataan Trump itu langsung memicu reaksi keras dari komunitas Yahudi dan kubu Demokrat, yang menilai ucapannya provokatif dan memperkeruh suasana politik menjelang pemilu.




Editor: redaktur

Komentar