Tridinews.com - Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau yang akrab disapa Mualem menjadi sorotan publik setelah menerima bantuan dari pihak asing untuk penanganan bencana banjir dan tanah longsor di Provinsi Aceh. Langkah ini diambil di tengah keputusan pemerintah pusat yang belum membuka pintu bantuan internasional serta belum menetapkan status bencana nasional.
Meski demikian, Mualem menilai bantuan asing diperlukan demi mempercepat proses pencarian korban dan penanganan dampak bencana yang meluas di sejumlah daerah Aceh.
Datangkan Tim Khusus dari Cina
Salah satu langkah yang diambil Mualem adalah mendatangkan tim khusus dari Cina. Sebanyak lima orang tenaga ahli tiba di Aceh pada Jumat malam, 5 Desember 2025, dan langsung diterjunkan ke lokasi terdampak banjir dan longsor, yakni di Aceh Timur, Aceh Utara, dan Aceh Tamiang.
Tim tersebut dilengkapi dengan peralatan canggih untuk mendeteksi dan mengevakuasi jenazah korban yang tertimbun lumpur maupun hanyut terbawa banjir.
“Datang tim dari Cina lima orang untuk mendeteksi mayat yang ada di dalam lumpur dan mereka ada alat untuk mengambil mayat-mayat itu,” ujar Mualem, dikutip dari Serambinews.com, Sabtu (13/12/2025).
Namun, dalam pelaksanaannya, tim menghadapi kendala di lapangan. Medan yang berat serta banyaknya kayu dan material sisa banjir menyulitkan proses evakuasi.
“Tidak maksimal karena medan masih digenangi oleh kayu-kayu. Mereka kewalahan untuk mendapatkan mayat,” kata Mualem.
Mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) itu menegaskan bahwa tim tersebut bukan berasal dari Pemerintah Cina, melainkan dari lembaga swasta yang memiliki keahlian khusus dalam evakuasi korban bencana.
“Mereka bukan dari pemerintah China, tetapi seperti LSM,” tegasnya.
Korban Bencana Terus Bertambah
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah korban meninggal akibat bencana di Sumatra telah mencapai 995 orang hingga Sabtu (13/12/2025). Di Aceh, korban tewas terbanyak tercatat di Kabupaten Aceh Utara dengan 154 orang, disusul Aceh Tamiang sebanyak 58 orang, dan Aceh Timur 50 orang.
Bantuan Logistik dari Malaysia
Selain dari Cina, Gubernur Mualem juga menerima bantuan kemanusiaan dari Blue Sky Rescue (BSR) Malaysia. BSR merupakan organisasi penyelamat non-pemerintah yang berdiri sejak 2007 dan dikenal aktif dalam operasi penyelamatan darurat lintas negara.
BSR Malaysia telah dua kali mengirimkan bantuan ke Aceh. Pengiriman pertama tiba pada Sabtu, 29 November 2025, berupa dua juta unit obat-obatan dan alat kesehatan seberat 2 ton yang mendarat di Bandara Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, menggunakan pesawat kargo dari Kuala Lumpur. Bantuan ini menjadi pengiriman medis internasional pertama yang masuk ke Aceh pascabencana Siklon Senyar.
Pengiriman kedua tiba pada Rabu, 10 Desember 2025, dengan total bantuan 3 ton, terdiri dari 2 ton obat-obatan dan 1 ton makanan yang akan disalurkan ke wilayah terdampak dan posko pengungsian.
Mualem menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas bantuan tersebut.
“Terima kasih banyak kepada BSR dari Kuala Lumpur yang sudah membantu, ini sudah kali kedua,” ujar Mualem, dikutip dari Instagram @muzakirmanaf1964, Jumat (12/12/2025).
“Mereka membantu kita, khusus untuk rakyat yang terdampak banjir dan tanah longsor,” lanjutnya.
Layani Ribuan Korban
Perwakilan BSR Malaysia, dr Patrik, menjelaskan bahwa bantuan yang diberikan tidak hanya berupa obat-obatan, tetapi juga makanan, pakaian, hingga cokelat untuk anak-anak. Tim medis yang diterjunkan terdiri dari delapan orang dokter dan perawat.
“Kita sudah rawat lebih kurang 1.000 orang di Aceh. Tapi kita lihat masih banyak yang perlu ditolong, saya pikir ratusan ribu,” ujarnya.
Upaya lintas negara ini menjadi bagian dari langkah cepat Pemerintah Aceh dalam menghadapi salah satu bencana terbesar yang melanda wilayah tersebut dalam beberapa tahun terakhir.
Gubernur Aceh Terima Bantuan Asing untuk Tangani Banjir dan Longsor
. (fajar.co.id)