Tridinews.com - Pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru (SMPB) tingkat SMP di Kota Bandung ternyata masih kental dengan dugaan pungutan liar (pungli) berupa jual beli kursi.
Hal ini pun sudah diendus oleh Pemerintah Kota Bandung.
Pemkot Bandung terus melakukan penyelidikan terhadap adanya dugaan pungli jual beli kursi ini.
Hal ini diketahui setelah Pemkot Bandung mendapat peringatan dari Saber Pungli Kota Bandung yang menunjukkan adanya indikasi pungli bermodus jual beli kursi di 4 SMP dengan penawaran Rp 5-8 juta per kursi.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, pun turun tangan melakukan penyelidikan.
Kemudian berdasarkan hasil penyelidikan sementara, Farhan mengaku memang ada indikasi keterlibatan orang dalam pada dugaan pungli jual beli kursi saat pelaksanaan SPMB tersebut.
"Pasti, enggak mungkin kalau gak ada orang dalam. Tapi ada kemungkinan gini, saya khawatirnya ada skenario yang berikutnya yaitu penipuan," ujarnya saat ditemui di Balai Kota Bandung, Kamis (12/6/2025).
Penipuan yang dimaksud Farhan yakni ada orang tidak bertanggung jawab mengaku sebagai orang dalam atau ordal, baik dari pihak sekolah maupun dari Dinas Pendidikan Kota Bandung yang menawarkan bisa memasukan ke sekolah tertentu.
"Jadi misalnya ada orang yang ngaku sebagai orang dalam, ketemu dengan orang tua siswa, nah orang tua siswanya memberi. Itu mah namanya bukan pungli tapi penipuan, beda lagi," kata Farhan.
Ia mengatakan, sejauh ini indikasi pungli jual beli kursi tersebut masih diselidiki di empat SMP Negeri dan berdasarkan hasil penyelidikan belum ada penambahan sekolah lain yang terindikasi.
"Ya, tidak ada penambahan kalau hasil penyelidikannya. Kalau sekolah yang lagi diselidiki kan ada empat sekolah SMP Negeri. Kemudian nilainya antara Rp 5 sampai 8 juta," ucapnya.
Farhan mengatakan, apa yang saat ini dilakukan pada dasarnya hanya sebagai bentuk pencegahan agar dugaan pungli jual beli kursi saat SPMB tersebut tidak benar-benar terjadi.
"Pada dasarnya memang ini kan indikasi ya. Kalau saya lebih senangnya galak di depan saja sebelum kejadian, saya cegah dulu semuanya gitu. Jadi mudah-mudahan tidak terjadi kejadian yang sebenarnya," ujar Farhan.
Editor: redaktur