‎Semakin Panas! AS Kirim Armada Udara dan Kapal Induk ke Dekat Iran‎

semakin-panas-as-kirim-armada-udara-dan-kapal-induk-ke-dekat-iran . (net)

Tridinews.com - ‎Eskalasi perang antara Iran versus Israel yang kian meningkat, militer Amerika Serikat secara signifikan memperkuat kehadiran udaranya di Eropa dengan mengirimkan puluhan pesawat pengisian bahan bakar ke wilayah tersebut.

‎Langkah ini dinilai sebagai sinyal kesiapan strategis AS untuk kemungkinan operasi militer berkelanjutan, seiring meningkatnya kekhawatiran akan meluasnya konflik di Timur Tengah.‎

‎Menurut dua pejabat AS yang berbicara kepada Reuters dengan syarat anonim, pengiriman pesawat tanker pengisian bahan bakar ini dilakukan guna memberikan lebih banyak opsi bagi Presiden Donald Trump, seiring terjadinya serangan balasan antara Teheran dan Tel Aviv.‎

‎Kedua pejabat tersebut juga mengonfirmasi bahwa kapal induk USS Nimitz sedang bergerak menuju Timur Tengah dalam misi yang disebut sebagai "penempatan yang telah direncanakan sebelumnya."‎

‎Penguatan militer ini memperlihatkan bahwa Washington tengah mempersiapkan diri untuk menghadapi eskalasi yang lebih luas.‎

‎"Pengiriman mendadak lebih dari dua lusin pesawat tanker Angkatan Udara AS ke timur bukanlah hal biasa. Ini adalah sinyal kesiapan strategis yang jelas," kata Eric Schouten dari Dyami Security Intelligence, dilansir Reuters, Selasa (17/6/2025).‎

‎"Apakah ini untuk mendukung Israel atau mempersiapkan operasi jarak jauh, logistik adalah kuncinya. Langkah ini menunjukkan bahwa AS siap bereaksi cepat jika ketegangan dengan Iran meluas."‎

‎Situs pelacakan penerbangan AirNav menyebut lebih dari 31 pesawat tanker milik Angkatan Udara AS, termasuk KC-135 dan KC-46, meninggalkan wilayah AS pada Minggu dan bergerak ke arah timur. Beberapa di antaranya telah mendarat di sejumlah pangkalan militer di Eropa, termasuk Pangkalan Udara Ramstein di Jerman, serta bandara di Inggris, Estonia, dan Yunani.‎

‎Sementara itu, kapal induk USS Nimitz, yang mampu menampung sekitar 5.000 personel dan lebih dari 60 pesawat tempur, dilaporkan meninggalkan Laut Cina Selatan pada Senin pagi dan kini menuju ke arah barat, yang diyakini menuju Timur Tengah.‎

‎Pengiriman Nimitz ini dikonfirmasi sebagai bagian dari rencana penempatan sebelumnya, namun waktu keberangkatannya menjadi krusial di tengah eskalasi konflik.‎

‎Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menyampaikan pernyataan di media sosial X pada Senin malam bahwa dirinya telah memerintahkan penambahan kemampuan pertahanan di Timur Tengah.‎

‎"Melindungi pasukan AS adalah prioritas utama kami, dan penempatan ini dimaksudkan untuk memperkuat postur pertahanan kami di kawasan," ujarnya.

‎Eskalasi konflik dimulai Jumat lalu ketika Israel mulai membombardir Iran, menuding Teheran berada di ambang mengembangkan bom nuklir.‎

‎Sejak itu, kedua negara saling meluncurkan rudal dalam jumlah besar, yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka di kedua belah pihak. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan pecahnya perang regional besar.‎

‎Menurut dua pejabat AS lainnya kepada Reuters, Trump dalam beberapa hari terakhir telah memveto rencana Israel untuk menargetkan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Satu di antara mereka menyatakan bahwa AS tidak mendukung serangan terhadap kepemimpinan politik Iran selama warga AS tidak menjadi sasaran.‎

‎Namun, di sisi lain, Trump telah menyuarakan dukungannya terhadap serangan ofensif Israel dan memperingatkan Teheran untuk tidak melibatkan kepentingan AS dalam aksi balasannya.‎

‎"Jika Iran menyerang fasilitas milik Amerika, maka kami siap beralih dari pertahanan ke serangan," kata salah satu sumber yang memahami kebijakan ini, menegaskan bahwa AS telah memberi tahu negara-negara kawasan mengenai kesiapan mereka.‎

‎Seorang pejabat ketiga menekankan bahwa semua aktivitas militer AS di kawasan sejauh ini bersifat defensif. Namun, penempatan besar ini memberi sinyal kesiapan AS jika situasi berubah menjadi konflik terbuka yang lebih luas.‎

‎Saat ini, AS sudah memiliki sekitar 40.000 pasukan yang ditempatkan di kawasan Timur Tengah, lengkap dengan sistem pertahanan udara, jet tempur, dan kapal perang yang mampu mencegat rudal musuh.‎

‎Sebagai bagian dari kesiapan jangka panjang, Pentagon pada bulan lalu juga telah mengganti pesawat pengebom B-2 dengan pesawat jenis lain di sebuah pangkalan di kawasan Indo-Pasifik. Pengebom B-52, yang kini ditempatkan, dikenal mampu membawa senjata penghancur bunker besar yang dinilai efektif untuk menyerang fasilitas nuklir bawah tanah Iran.

Editor: redaktur

Komentar