Tridinews.com - Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mendorong China untuk melangkah lebih jauh bukan hanya di bidang ekonomi dan politik, melainkan juga sebagai kekuatan moral dunia.
"Saya percaya, inilah saatnya China melangkah lebih jauh. Tidak hanya sebagai kekuatan ekonomi dan politik, tetapi juga sebagai kekuatan moral peradaban dunia," kata Megawati di Wisma Negara Diaoyutai Beijing pada Kamis.
Megawati menjadi pembicara pertama dalam pleno Dialog Peradaban Global dengan tema "Menjaga Keberagaman Peradaban Manusia demi Perdamaian dan Pembangunan Dunia" yang diadakan oleh Komite Sentral Partai Komunis China (PKC) dan dihadiri oleh sekitar 600 perwakilan dari 144 negara.
"Saya ingin mengusulkan kepada Presiden Xi Jinping dan para pemimpin dunia yang hadir, agar bersama memprakarsai pertemuan lanjutan antar negara-negara Konferensi Asia Afrika dalam format yang lebih luas yaitu Konferensi Asia Afrika Plus, saat Konferensi Asia Afrika dilangsungkan pada 1955 hanya ada 29 negara peserta," ungkap Megawati.
Pertemuan tersebut, kata Megawati, bisa menjadi wadah permanen bagi negara-negara "Global South", dari Asia, Afrika, dan Amerika Latin untuk membangun masa depan bersama.
"Masa depan yang bebas dari ketimpangan, hegemoni, dan ketidakadilan struktural global. Di tengah tantangan zaman yang kian kompleks, mulai dari konflik geopolitik, krisis iklim, hingga revolusi teknologi dan informasi, dialog saja tidak lagi memadai," tambah Megawati.
Ketua Umum PDI-Perjuangan tersebut menyebut sudah saatnya negara-negara dapat menggali lebih dalam, menyentuh akar yang paling mendasar nilai-nilai yang membentuk peradaban itu sendiri.
"Sejarah telah mengajarkan, jatuh bangunnya peradaban karena perilaku manusia juga. Saya percaya, masa depan dunia tidak ditentukan oleh kekuatan senjata, tetapi oleh keberanian untuk menjaga martabat manusia dan saya percaya, bangsa-bangsa yang dahulu bangkit dari penjajahan, seperti Indonesia dan China memiliki tanggung jawab sejarah untuk menjaga harapan itu tetap menyala, bertunas dan tumbuh," jelas Megawati.
Ia pun mengajak untuk membangun tatanan dunia yang baru, bukan dunia untuk segelintir elit dan negara, tapi untuk seluruh bangsa dan seluruh umat manusia.
"Dunia yang adil, dunia yang damai, dan dunia yang penuh hormat terhadap keberagaman. Dunia yang didiami oleh generasi ke generasi dalam keadaan berkehidupan yang aman dan damai. Kalau kita bersepakat berbuat 'Pasti kita bisa!'," kata Megawati.
Sedangkan Anggota Politbiro PKC sekaligus Sekretaris Sekretariat Komite Sentral Partai Komunis China Cai Qi dalam pidato pembukanya mengatakan "Inisiatif Peradaban Global" berakar pada budaya tradisional China dan berlandaskan prinsip mencari kesamaan dalam keberagaman dan hidup bersama dalam harmoni.
"Nilai-nilai ini sejalan dengan budaya banyak negara lain yang menjunjung keberagaman, serta sangat selaras dengan tujuan dan prinsip Piagam PBB. Pada tahun lalu, Sidang Majelis Umum PBB ke-78 mengadopsi resolusi untuk menetapkan 10 Juni sebagai Hari Internasional Dialog Peradaban, yang sangat penting untuk mendorong implementasi partisipasi global dalam inisiatif ini," kata Cai Qi.
Ia juga mendukung dilakukannya perluasan pertukaran antarmasyarakat.
"China akan memperkuat kerja sama bilateral dan multilateral di bidang budaya, pendidikan, seni, teknologi, dan ekonomi. Dalam lima tahun ke depan, China akan menyelenggarakan 200 program pelatihan internasional untuk mendukung pertukaran budaya dan rekonstruksi peradaban," ungkap Cai Qi.
Mengambil contoh peribahasan China "Sungai besar tetap mengalir walau menghadapi gelombang dan rintangan", Cai Qi menyebut sejarah menunjukkan bahwa peradaban yang berbeda selalu bersinggungan dan berbaur, itulah arus utama, itulah peristiwa besar.
Forum "Global Civilizations Dialogue" sebagai inisiatif Partai Komunis China (PKC) dihadiri oleh Anggota Politbiro PKC sekaligus Sekretaris Sekretariat Komite Sentral PKC Cai Qi, anggota Politbiro PKC dan Sekretaris Komite PKC Beijing Yin Li, anggota Politbiro PKC dan Kepala Departemen Publikasi PKC Li Shulei.
Ikut mendampingi Megawati dalam acara tersebut dua pimpinan PDIP, Ahmad Basarah dan Olly Dondokambey, Dewan Pakar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Darmansjah Djumala, Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmangun, pengamat pertahanan Connie Rahakundini Bakrie.
Selain Megawati, hadir juga sebagai pembicara pleno mantan Presiden Namibia Nangolo Mbumba, mantan Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama, mantan Perdana Menteri Belgia Yves Leterme.
Editor: redaktur