Segini harta kekayaan Hasan Nasbi usai jadi Komisaris Pertamina

segini-harta-kekayaan-hasan-nasbi-usai-jadi-komisaris-pertamina . (net)

Tridinews.com - VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso membenarkan penunjukan Hasan Nasbi sebagai Komisaris Pertamina.

Fadjar menyebut, jabatan Hasan Nasbi sudah mulai efektif per tanggal 11 September 2025. 

Artinya, Hasan sudah menjadi Komisaris sebelum dirinya dicopot dari jabatannya sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) pada Rabu (17/9/2025) lalu.

"Mengacu salinan keputusan para pemegang saham perusahaan, Bapak Hasan Nasbi ditetapkan sebagai Komisaris PT Pertamina (Persero) per tanggal 11 September 2025," tutur Fadjar saat dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (20/9/2025).

Kekayaan Hasan Nasbi

Hasan Nasbi melaporkan harta kekayaannya pada 9 Desember 2024 lalu.

Berdasarkan data dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Hasan memiliki kekayaan sebesar Rp41.336.616.257 (Rp41,3 miliar).

Kekayaan itu terbagi ke sejumlah aset, yang pertama adalah tanah dan bangunan dengan total nilai mencapai Rp13.967.787.329.

Kemudian, ada aset berupa alat transportasi dan mesin berupa lima mobil dan satu motor, yaitu mobil BMW X5 tahun 2022 (Rp1.200.000.000), mobil Honda HRV tahun 2022 (Rp270.000.000), mobil Toyota Hiace tahun 2018 (Rp420.000.000), mobil Mini Cooper S Hatch A/T tahun 2022 (Rp899.000.000), mobil Mercedes-Benz G 63 AT tahun 2023 (Rp6.713.382.499), dan motor Honda Beat tahun 2021 (Rp13.000.000).

Hasan juga tertulis memiliki aset kas dan setara kas sebanyak Rp17.694.186.518 serta harta lainnya sebanyak Rp735.000.000.

Selain itu, pria kelahiran Bukittinggi itu tercatat memiliki utang senilai Rp575.740.089.

Sebagai informasi, jumlah Komisaris Pertamina saat ini menjadi delapan orang, di antaranya Sudung Situmorang, Ahmad Erani Yustika, Panel Barus, Rini Widyastuti, Andy Rachmianto, Tina Talisa, Siti Zahra Aghnia, dan Hasan Nasbi.

Angga Raka Gantikan Hasan Nasbi

Setelah Hasan Nasbi dicopot, Presiden Prabowo Subianto melantikan Angga Raka Prabowo sebagai Kepala Badan Komunikasi Pemerintah (BKP) yang menggantikan Kepala PCO.

Dengan pelantikan tersebut, kini Angga merangkap tiga jabatan sekaligus di era Presiden Prabowo.

Pertama, ia menduduki posisi sebagai Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi). 

Angga Raka dilantik sebagai Wamenkomdigi pada 21 Oktober 2024.

Selain itu, Angga Raka Prabowo telah ditunjuk sebagai Komisaris Utama (Komut) Telkom.

Keputusan itu diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Telkom di Jakarta, Selasa (16/9/2025).

Namun, jabatan komisaris bukanlah hal baru bagi Angga. Pada 2021, ia menjadi komisaris di PT Teknologi Militer Indonesia (TMI).

Lantas, bagaimana pandangan pengamat soal pencopotan Hasan Nasbi sebagai Kepala PCO?

Pengamat politik dari Citra Institute, Efriza, menyoroti kronologi Hasan Nasbi yang dicopot Presiden RI Prabowo Subianto dari kursi Kepala PCO.

BKP merupakan transformasi atau pergantian dari PCO, sebagaimana yang telah disampaikan Menteri Sekretaris Negara RI (Mensesneg) Prasetyo Hadi di Istana Negara pada hari Rabu lalu.

Ada riwayat unik mengenai perjalanan Hasan Nasbi dari ditunjuk menjadi Kepala PCO sampai benar-benar dicopot.

Sebelum benar-benar diberhentikan, Hasan Nasbi sempat mengungkap dirinya ingin mundur dari jabatan Kepala PCO setelah pernyataan kontroversialnya soal kasus teror kepala babi terhadap jurnalis sekaligus host program Bocor Alus Politik dari Tempo, Francisca Christy Rosana yang terjadi pada Maret 2025 lalu.

Namun, pada Mei 2025, Hasan Nasbi menyatakan urung mundur, lantaran Prabowo tidak mengabulkan niatnya.

Lika-liku ini, menurut Efriza, adalah bukti bahwa Prabowo memberikan jangka waktu kepada Hasan Nasbi sebelum akhirnya benar-benar mengganti Kepala PCO dengan Angga Raka Prabowo sebagai Kepala BKP.

Kata Efriza, Prabowo tetap menunjukkan sikap hangat dan bersahabat, sebelum akhirnya bulat memutuskan me-reshuffle Hasan Nasbi.

Sikap hangat tersebut terlihat dari langkah Prabowo yang masih mempertahankan Hasan Nasbi sebagai Kepala PCO, tetapi job-desk juru bicara presiden diberikan kepada Mensesneg Prasetyo Hadi.

"Kita juga bisa melihat Hasan Nasbi. Jadi, Pak Prabowo walaupun ia masih menunjukkan sebuah persahabatan, sebuah kehangatan, tapi yang namanya reshuffle tetap dilakukan. Artinya Pak Presiden memberikan jangka waktu," kata Efriza saat menjadi narasumber dalam program On Focus yang diunggah di kanal YouTube Tribunnews, Rabu.

"Kalau kita melihat apa yang terjadi saat ini, tadi saya sampaikan bahwa Pak Presiden memang sudah menerima keinginan mundurnya Hasan Nasbi, tapi kemudian oleh Pak Presiden pertahankan, dan posisi Hasan Nasbi itu dimasukkan ke dalam, tidak lagi sebagai jubir Pak Presiden secara utuh. Karena jubir Pak Presiden sempat berganti dengan Prasetyo Hadi baru kemudian benar-benar diberikan, dalam hal ini, kepada Angga Raka Prabowo," sambungnya.

Menurut Efriza, Prabowo memberi waktu Hasan Nasbi sebelum akhirnya dicopot demi menjaga dinamika dalam internal pemerintahan yang dipimpinnya.

Kasus Hasan Nasbi pun disamakan dengan Sri Mulyani Indrawati yang sempat dirumorkan ingin mundur dari jabatan Menteri Keuangan RI (Menkeu) setelah rumahnya dijarah massa di tengah gelombang demonstrasi yang terjadi akhir Agustus 2025 lalu.

Perlu dicatat, kabar Sri Mulyani ingin mundur itu belum terbukti kejelasannya sampai akhirnya ekonom yang juga mantan Direktur Pelaksana IMF itu dicopot dari jabatan Menkeu RI dalam reshuffle pada Senin (8/9/2025) lalu.

"Kita bisa melihat ini menunjukkan bahwa satu sisi, Pak Presiden ini ingin menjaga dinamika di dalam internalnya," ujar Efriza.

"Jadi, kita bisa melihat dua hal yang sama. Mundurnya Hasan Nasbi dengan Sri Mulyani, tapi dua-duanya ditolak oleh Pak Presiden. Tidak lama ataupun dalam jangka waktu tertentu, maka mundurnya mereka itu dipersilakan," katanya.

Kemudian, dengan dicopotnya Hasan Nasbi dari Kepala PCO dan ditunjuknya Angga Raka Prabowo sebagai Kepala BKP, kata Efriza, menandakan bahwa Prabowo ingin memperbaiki komunikasi dengan masyarakat lewat orang-orang yang ia percayai.

"Kalau saya melihat jelas bahwa ini adalah upaya secara politik dan ekonomi yang sedang dibangun oleh Pak Presiden. Pak Presiden Prabowo berusaha berkomunikasi dengan lebih baik kepada masyarakat dengan orang-orang terdekatnya, yang dipercaya untuk menjabat," tutur Efriza.

Meski begitu, Efriza juga memprediksi, nantinya Hasan Nasbi tidak benar-benar di luar lingkaran pemerintahan.

"Kita melihat rasa-rasanya Hasan Nasbi ini tidak 100 persen nanti berada di luar, kemungkinan besar masih membantu Pak Presiden Prabowo entah sebagai apa, dan posisinya tentu bukan lagi di level tertinggi setingkat menteri ataupun di dalam hal ini di dalam lingkup kepresidenan langsung," papar Efriza.

Editor: redaktur

Komentar