Trump kembali suapi Israel, jual senjata senilai 6 miliar USD

trump-kembali-suapi-israel-jual-senjata-senilai-6-miliar-usd . (net)

Tridinews.com - Pemerintahan Donald Trump secara resmi telah mengajukan proposal Kongres untuk menjual senjata ke Israel senilai hampir 6 miliar USD (setara dengan Rp 106 triliun), di tengah meningkatnya kecaman Internasional terhadap agresi israel di Gaza.

Hubungan antara Donald Trump dan Israel, khususnya dalam bidang pertahanan dan pengiriman senjata, telah terjalin sangat erat.

Selama masa kepresidenannya, Trump secara konsisten memperkuat dukungan militer kepada Israel melalui berbagai paket bantuan dan penjualan senjata bernilai miliaran dolar. 

Di bawah pemerintahannya, Israel menjadi salah satu penerima bantuan militer terbesar dari Amerika Serikat.

Salah satu yang menjadi sorotan adalah kelanjutan dan implementasi dari nota kesepahaman (MoU) bantuan militer selama 10 tahun yang ditandatangani pada 2016, menjanjikan bantuan senilai $38 miliar hingga 2028. 

Meski MoU itu disepakati di era Obama, Trump mempercepat realisasinya dengan menyetujui berbagai penjualan senjata canggih, termasuk jet tempur F-35, sistem pertahanan rudal, bom berpemandu presisi, hingga helikopter Apache.

Kini, saat kembali menjabat, Trump sekali lagi menunjukkan dukungan totalnya terhadap sekutu lamanya di Timur Tengah.

Paket penjualan senjata senilai hampir Rp 106 triliun ini menjadi salah satu yang terbesar yang diajukan Amerika Serikat ke Israel dalam beberapa tahun terakhir. 

Di dalamnya, terdapat dua komponen utama yang menunjukkan betapa seriusnya dukungan militer Washington terhadap Tel Aviv.

Pertama, Israel akan menerima sebanyak 30 unit helikopter serang AH-64 Apache, helikopter tempur legendaris buatan Amerika yang dikenal dengan kemampuan serangnya yang presisi dan daya tahan tinggi dalam pertempuran, dikutip dari Yahoo News, Sabtu (20/9/2025)

Nilai transaksi untuk pengadaan Apache ini diperkirakan mencapai $3,8 miliar, dan akan secara signifikan meningkatkan kekuatan udara Israel.

Jumlah ini hampir dua kali lipat dari total Apache yang saat ini dimiliki oleh Angkatan Udara Israel, menandai perluasan kapasitas militer yang cukup besar.

Kedua, paket ini juga mencakup 3.200 kendaraan serbu infanteri senilai sekitar 1,9 miliar USD, yang ditujukan untuk memperkuat mobilitas pasukan darat Israel. 

Menariknya, semua senjata tersebut tidak dibeli langsung oleh Israel dengan dana dalam negeri.

Melainkan dibiayai menggunakan skema bantuan militer asing dari AS, yang pada dasarnya berasal dari uang pajak rakyat Amerika. 

Ini merupakan bagian dari komitmen tahunan AS dalam membantu pertahanan Israel, sesuai dengan kesepakatan strategis jangka panjang yang telah diteken sejak 2016.

Meskipun pengiriman fisik peralatan tempur ini baru akan berlangsung dalam rentang dua hingga tiga tahun ke depan, pengajuan proposal ini ke Kongres menegaskan bahwa Pemerintahan Trump ingin mempercepat proses dukungan militer terhadap Israel, di tengah ketegangan yang kian memuncak di Timur Tengah.

Pengajuan ini datang pada saat yang sangat sensitif. 

Perang antara Israel dan Hamas di Gaza telah berlangsung hampir dua tahun, dengan ribuan korban jiwa, termasuk warga sipil. 

Sebuah organisasi akademik internasional bahkan menyatakan bahwa Israel melakukan genosida di wilayah tersebut.

Beberapa negara sekutu AS pun mulai mengambil jarak. Inggris melarang pejabat Israel menghadiri pameran senjata terbesar di London. 

Turki menutup wilayah udaranya untuk pesawat pemerintah Israel dan muatan militer. Italia mengutuk serangan Israel sebagai "tidak proporsional".

Meski demikian, Trump tetap tak bergeming. 

Bahkan setelah Israel melakukan serangan terhadap pejabat Hamas di Doha, Qatar yang sempat membuatnya frustrasi, pemerintahannya tetap mendorong agar Kongres segera menyetujui penjualan tersebut.

Pengajuan proposal senjata itu telah disampaikan ke Kongres sekitar sebulan lalu.

Di sana, proses peninjauan masih berlangsung, termasuk peninjauan informal oleh komite-komite terkait.

Meskipun ada tekanan dari sejumlah anggota Senat Demokrat yang berupaya menghentikan penjualan senjata ofensif ke Israel, dukungan terhadap Israel tetap kuat di sebagian besar kubu Partai Republik.

Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS menolak memberikan komentar terkait proposal ini.

Penjualan senjata ini juga merupakan bagian dari nota kesepakatan 10 tahun antara AS dan Israel, yang ditandatangani pada 2016, menjanjikan bantuan militer senilai 38 miliar USD hingga 2028.

Sejauh ini, pemerintahan Trump bahkan telah menyetujui bantuan militer tambahan lebih dari 12 miliar USD pada 2025 saja, termasuk penjualan bom berpemandu presisi dan rudal Hellfire.

Pada Februari lalu, AS juga menyetujui paket senjata tambahan senilai 7.4 miliar USD, termasuk bom, sekering dan rudal, dikutip dari The Guardian.

Editor: redaktur

Komentar