Tridinews.com - Forum Orangtua Siswa (Fortusis) Jawa Barat mendesak pemerintah memberikan uang kepada orangtua daripada disediakan makanan di sekolah dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Penyebabnya, saat ini ramai peristiwa keracunan massal di sejumlah daerah, termasuk di Jabar dan terbaru di Cipongkor, Bandung Barat.
Ketua Fortusis Jabar, Dwi Subawanto, menyampaikan, Program MBG pada prinsipnya bagus untuk diterapkan di negara yang kemiskinannya tinggi. Namun, harus benar tim ahli gizi yang memasaknya, semisal sewaktu uji coba yang dilakukan oleh TNI saat itu dan berhasil.
Tapi, ketika diserahkan ke masyarakat, akhirnya justru yang ada euforia.
Lebih lanjut, nuansa proyeknya lebih dominan dan berpikirnya mencari keuntungan melalui spek-spek yang ditentukan dalam hal jenis makanannya.
"Setiap daerah tentu berbeda-beda, jangan disamaratakan. Misal biasanya di daerah itu memakai beras apa, sehingga saat dimasak pagi hari sampai siangnya itu nasinya tak berubah rasa atau basi. Jadi, jika ada gagasan diganti saja dengan uang itu lebih bagus, kami mendukung," kata Dwi saat dihubungi, Selasa (23/9/2025).
Ketika orangtua menerima uangnya, kata Dwi, mereka akan dapat menentukan speknya sesuai kesukaan anaknya, termasuk pemilihan pengolahan dagingnya, seperti direbus, digoreng, atau lainnya tergantung selera.
"Intinya, kami lebih senang orangtua diberikan uangnya. Artinya, yang masak itu orangtuanya sendiri. Sebab, orangtua tahu selera lidah anaknya. Orangtua bisa masak pagi hari, dan si anak pukul 07.00 WIB sudah di sekolah, tapi orangtua belum selesai masak, maka nanti makanan itu bisa diantarkan sewaktu jam istirahat," ucap dia.
Fortusis desak pemerintah beri uang untuk MBG usai keracunan massal
