Tridinews.com - Rencana perdamaian yang digagas Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dinilai memberi dampak positif terhadap situasi kemanusiaan di Jalur Gaza. Wakil Duta Besar Tetap Rusia untuk PBB, Dmitry Polyanskiy, mengatakan bahwa langkah tersebut berhasil mengurangi pertempuran besar dan mencegah kelaparan, meski belum menghasilkan gencatan senjata permanen.
Dalam sesi Dewan Keamanan PBB pada Selasa (16/12), Polyanskiy menegaskan bahwa implementasi rencana itu telah membantu menahan eskalasi konflik. Namun, ia juga menyoroti bahwa Israel masih melakukan pembatasan signifikan terhadap pengiriman bantuan, sehingga baru sekitar 35 persen kebutuhan penduduk Gaza dapat terpenuhi.
Pada November lalu, Dewan Keamanan PBB menyetujui pembentukan Pasukan Stabilisasi Internasional (ISF) yang didorong Amerika Serikat untuk meningkatkan keamanan dan distribusi bantuan di Gaza. Sebanyak 13 negara anggota mendukung, sementara Rusia dan China memilih abstain. Trump kemudian menyampaikan apresiasinya karena kedua negara tidak menggunakan hak veto untuk menggagalkan resolusi.
Trump sendiri sebelumnya memaparkan rencana 20 poin untuk menghentikan konflik antara Israel dan Hamas. Salah satu poin utama adalah penyerahan pemerintahan Gaza kepada komite teknokrat Palestina nonpolitis yang bekerja di bawah pengawasan dewan internasional yang dipimpin Trump. Dalam rencana tersebut, Hamas dan kelompok perlawanan lainnya diwajibkan melepaskan peran politik mereka di Gaza.
Meski berbagai upaya telah dilakukan, para anggota DK PBB menilai jalan menuju perdamaian masih panjang. Implementasi rencana Trump dianggap memberikan sedikit ruang stabilitas, namun penyelesaian menyeluruh masih memerlukan kompromi dari seluruh pihak yang terlibat.
Rusia Akui Rencana Trump Kurangi Pertempuran di Gaza
. (net)