Tridinews.com - Angka pengangguran yang semakin tinggi membutuhkan upaya yang konsisten dan berkesinambungan. Salah satunya adalah dengan meningkatkan kualitas sekolah vokasi untuk melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang terampil. Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat (Rerie) menyebut hal ini sangat diperlukan sebagai bagian dari upaya menekan angka pengangguran, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
"Peningkatan kualitas dan keterhubungan sekolah vokasi seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) harus konsisten direalisasikan untuk menekan angka pengangguran di Tanah Air," kata Lestari dalam keterangan tertulis, Selasa (15/7/2025).
Rerie melanjutkan sejumlah langkah yang diambil dalam meningkatkan kualitas pendidikan vokasi harus dipastikan keberlanjutannya dengan didasari perencanaan yang matang.
"Di tengah dinamika perekonomian dunia yang dipengaruhi sejumlah faktor, dibutuhkan kejelian membaca peluang dan komitmen semua pihak dalam memanfaatkan peluang tersebut dengan baik," ujar Rerie.
Anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu berharap penerapan SMK dengan masa belajar empat tahun didasari atas perencanaan yang matang, sehingga benar-benar mampu menghasilkan lulusan SMK yang memenuhi kualifikasi dunia kerja.
Selain itu, Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu juga mendorong pemerintah agar membangun ekosistem perekonomian nasional yang mampu membangkitkan pertumbuhan dunia usaha di Tanah Air.
Menurutnya, dengan semakin bertumbuhnya dunia usaha dan lahirnya lulusan SMK yang memiliki kompetensi, diharapkan mampu menekan angka pengangguran sekaligus ikut mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti mengungkapkan pihaknya tengah merancang SMK dengan masa belajar empat tahun, guna mempersiapkan lulusannya memasuki dunia kerja sekaligus mengurangi angka pengangguran.
Ia menegaskan selain menyiapkan SMK empat tahun, pihaknya juga mempersiapkan SMK yang langsung bermitra dengan unit-unit bisnis, sehingga saat masih duduk di SMK para siswa sudah memiliki ikatan kerja.
Berdasarkan data BPS per Februari 2025, tingkat pengangguran terbuka (TPT) untuk lulusan SMK mencapai 8%. Angka tersebut merupakan angka pengangguran tertinggi jika dibandingkan dengan lulusan jenjang pendidikan lain.
Editor: redaktur