Perang Sudan Kian Parah, Jutaan Warga Terjebak Krisis Kemanusiaan

perang-sudan-kian-parah-jutaan-warga-terjebak-krisis-kemanusiaan . (net)

Tridinews.com - Konflik di Sudan yang pecah sejak April 2023 kini berubah menjadi salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Pertarungan kekuasaan antara dua jenderal—Abdel Fattah al-Burhan, pemimpin Angkatan Bersenjata Sudan (SAF), dan Mohamed Hamdan Dagalo atau Hemedti, pemimpin Pasukan Dukungan Cepat (RSF)—berkembang menjadi perang saudara berkepanjangan.

Perang yang awalnya berpusat di ibu kota Khartoum kini meluas ke berbagai wilayah. Dugaan keterlibatan negara asing pun muncul. RSF disebut mendapat pasokan senjata dari Uni Emirat Arab, sementara Iran dan Turki diduga membantu SAF dengan peralatan tempur, termasuk drone.

Akar konflik ini berawal dari sejarah panjang kekerasan politik di Sudan. RSF sendiri lahir dari milisi Janjaweed yang pernah digunakan rezim Omar al-Bashir untuk menumpas pemberontakan di Darfur. Setelah Bashir digulingkan pada 2019, dua sekutunya—al-Burhan dan Hemedti—berubah menjadi rival.

Sejak perang meletus, ribuan warga sipil tewas, jutaan orang mengungsi ke negara tetangga seperti Chad dan Mesir, dan layanan kesehatan nyaris lumpuh. Persediaan makanan dan obat-obatan menipis, membuat jutaan warga terjebak dalam kelaparan ekstrem.

Kondisi terbaru di kota el-Fasher, Darfur Utara, memperlihatkan betapa parahnya situasi. Setelah pengepungan selama 18 bulan, RSF merebut kota itu pada Oktober 2025. Sedikitnya 2.200 warga sipil tewas dan hampir 400.000 orang mengungsi, sementara laporan pembantaian massal terus bermunculan.

PBB dan lembaga kemanusiaan internasional menyebut perang Sudan sebagai “bencana kemanusiaan paling mengerikan di abad ini.”



Editor: redaktur

Komentar