DIDADAMEDIA, Bandung - Peraturan Gubernur (Pergub) soal pendidikan khusus termasuk bagi pengidap autis saat ini tengah digodok Pemerintah Provinsi Jawa Barat, direncakan rampung tahun depan.
Hal ini diakui Pembina Yayasan Biruku Indonesia, Juju Sukmana sebagai salah satu lembaga sosial yang bergerak di bidang disabilitas.
Juju mengatakan, pemerintah saat ini mulai memberikan perhatian kepada kaum disabilitas khususnya autis. Terbukti dengan dibuka lebarnya kesempatan menggelar peringatan Hari Peduli Autisma se-dunia tingkat Jawa Barat, di Gedung Sate, Kota Bandung yang sudah memasuki tahun kedua pada 2019 ini.
“Pergubnya tahun depan, sekarang sedang digodok dan masih draft, Mei ini tahap uji pubik. Jadi sedang konsen ke disabilitas dengan membentuk tim khusus,” kata Juju, di Gedung Sate, Selasa (2/4/2019) malam.
Selain itu, pemerintah juga dinilainya mulai memperhatikan perjuangan yayasan-yayasan autisme agar mereka punya kekuatan untuk membantu penanganan anak pengidap autisme di Jawa Barat.
Gedung Sate Membiru
Terkait acara, Juju menuturkan tujuan utamanya adalah untuk mensosialisasikan bahwa anak-anak istimewa pengidap autisme ada di antara masyarakat. Dia menginginkan masyarakat memahami dan mengenal mereka agar menumbuhkan rasa sayang dan memperlakukan mereka layaknya anak normal.
Sesuai dengan tagline kampanye 'Light It Up Blue', maka pada malam itu, bangunan luar Gedung Sate pun diselimuti cahaya biru yang disorot dari lampu LED di setiap sudutnya. Warna biru adalah bentuk kampanye kepedulian bagi anak-anak autis.
“Biru itu bentuk kampanye, karena biru dianggap teduh, warna langit yang menaungi semua, itu simbol autisme jadi membuat masyarakat bisa ikut membantu,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Pusat Pengembangan Potensi Anak (PUSPPA) Yayasan Surya Kanti, Yulia Suherlina, mengungkapkan anak autis punya kesempatan yang sama untuk mendapat pendidikan di kelas yang sama dengan siswa normal.
Sebagai contoh, di Kota Bandung menurutnya sudah banyak SD yang menerima anak autis dalam satu kelas bersama siswa lainnya. Sebab saat ini pemerintah juga menggalakan setiap sekolah harus bisa menerima anak autis.
“Apakah anak autis bisa bergabung dalam kelas sama? Tergantung kondisinya, tapi sebetulnya mereka bisa, punya kesempatan yang sama tapi hanya ada perlakukan khusus untuk kebutuhan mereka,” tuntasnya.