Tridinews.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melemparkan sindiran kepada Bupati Sukabumi Asep Japar dalam sebuah video yang beredar luas di media sosial.
Dalam video tersebut, pria yang dikenal dengan singkatan KDM menyebut wajah Asep Japar tampak lesu seraya menyindir kondisi jalan rusak dan keterbatasan anggaran.
"Kemudian juga ada Bupati Sukabumi, ini wajahnya itu kelihatan lesu, duit eweuh, jalan butut, teu bisa anggeus ku ngopi kudu neangan duit," ujar Dedi Mulyadi di tengah sebuah kegiatan, seperti dilihat dari video yang beredar, Rabu (21/5/2025).
Pernyataan itu viral, apalagi disandingkan dengan video Asep Japar dan wakilnya, Andreas, yang sedang mengajak masyarakat semangat bekerja sambil ngopi.
"Untuk menambah semangat kerja, jangan lupa ngopi-ngopi. Ngopi!," ujar keduanya dengan kompak.
Dikonfirmasi soal pernyataan Gubernur Jawa Barat tersebut, Asep Japar memilih menanggapi dengan santai. Ia menegaskan bahwa ajakan ngopi bukan berarti mengabaikan persoalan serius seperti infrastruktur, melainkan simbol komunikasi dan kerja kolaboratif.
"Pastilah, waktu itu kita bercanda membahas ngopi, tapi nggak apa-apa. Karena kita nggak mungkin langsung jalan rusak itu selesai saat itu juga. Tapi bersabar, bahwa kita tetap memprogramkan dan kita akan menangani serta memprioritaskan soal itu. Tenang saja kepada masyarakat Kabupaten Sukabumi, kita baru bekerja," ujar Asep Japar.
Sebagai informasi, Asep Japar dan Andreas baru saja dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi pada 20 Februari 2025. Menurut pria yang dikenal dengan panggilan Asjap ini, masa awal pemerintahan mereka difokuskan pada penataan program prioritas.
"Kalau dipahami istilah ngopi itu, bukan sekadar minum kopi. Tapi ngobrolin Sukabumi, ngobrolin pendidikan, ngobrolin infrastruktur, ngobrolin ekonomi. Karena dari diskusi ringan, muncul semangat dan ide besar untuk kemajuan Sukabumi," tambahnya.
Asjap juga menegaskan bahwa gaya komunikasi bisa berbeda, namun semangat membangun harus tetap sama.
"Yang penting kami tetap bekerja untuk masyarakat. Kami mendengar, kami bergerak, dan kami akan terus memperbaiki. Jadi, kalau ada yang menganggap lain, ya tidak apa-apa, kami jawab dengan kerja," pungkasnya.
Editor: redaktur