Bus Cahaya Trans Tak Laik Jalan, Kecelakaan Krapyak Tewaskan 16 Orang

bus-cahaya-trans-tak-laik-jalan-kecelakaan-krapyak-tewaskan-16-orang . (net)

Tridinews.com - Kementerian Perhubungan memastikan bus PO Cahaya Trans yang terlibat kecelakaan di exit Tol Krapyak, Semarang, ternyata tidak laik jalan dan seharusnya tidak beroperasi. Temuan ini tentu menambah duka sekaligus menimbulkan banyak pertanyaan atas kelalaian yang terjadi.

Menurut Dirjen Perhubungan Darat, Aan Suhanan, data BLU-e menunjukkan bahwa uji berkala terakhir bus bernomor polisi B 7201 IV dilakukan pada 3 Juli 2025. Bus tersebut bahkan tidak terdaftar sebagai angkutan pariwisata maupun AKAP. Dalam pemeriksaan rampcheck pada 9 Desember 2025, kendaraan ini dinyatakan tidak laik jalan dan sudah dilarang beroperasi.

Namun, bus tetap melaju membawa 34 penumpang dari Jatiasih, Bekasi menuju Yogyakarta. Pada Senin dini hari sekitar pukul 00.30 WIB, bus diduga melaju dengan kecepatan tinggi di turunan simpang susun Krapyak. Ketika memasuki tikungan, pengemudi kehilangan kendali, bus menghantam pembatas jalan, lalu terguling hebat.

Benturan keras itu membuat badan bus ringsek. Pecahan kaca berserakan dan beberapa penumpang terlempar keluar, sementara lainnya terjepit di dalam bangkai kendaraan. Suasana di lokasi dipenuhi kepanikan dan jeritan minta tolong.

Tim Basarnas yang sedang siaga Nataru langsung bergerak menuju lokasi. Dibantu kepolisian, Jasa Marga, PMI, dan instansi terkait, proses evakuasi berlangsung hingga seluruh korban berhasil dievakuasi. Kemenhub menyebut ada 16 korban meninggal dunia, sementara 19 lainnya mengalami luka dan dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Aan menegaskan bahwa kecelakaan ini diduga dipicu kombinasi faktor: kurangnya konsentrasi pengemudi, kecepatan tinggi, serta ketidakmampuan memahami medan jalan menurun di kawasan tersebut. Ia juga mengingatkan bahwa perusahaan otobus wajib mengoperasikan armada yang benar-benar laik jalan dan dilengkapi izin operasional.

Selain itu, perusahaan juga diwajibkan memeriksa kondisi kesehatan pengemudi, menyiapkan sopir cadangan, serta memastikan sopir menguasai rute dan risiko perjalanan.

Kemenhub menyampaikan duka cita mendalam kepada para keluarga korban. Namun tragedi ini juga menjadi alarm keras bahwa aspek keselamatan angkutan penumpang masih sering diabaikan — dan nyawa kembali menjadi taruhannya.

Editor: redaktur

Komentar