Mau Tahu Tim Jabar Saber Hoaks Bekerja? Ini Caranya

mau-tahu-tim-jabar-saber-hoaks-bekerja-ini-caranya . (Foto:Instagram Jabar Saber Hoaks)
DIDADAMEDIA, Bandung - Tim Jabar Saber Hoaks telah berhasil mengklarifikasi lebih dari 190 aduan kabar bohong dari masyarakat. Lalu, bagaimana cara mereka menuntaskan sebuah kasus dari laporan yang diterima?

Ketua Tim Jabar Saber Hoaks, Enda Nasution mengatakan, tim ini terdiri atas 12 personel yang mayoritas generasi milenial. Latar belakang mereka kebanyakan adalah anggota grup antihoaks. Salah satunya Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo). Tentunya tim ini diisi profesional ahli IT dan tidak asing terhadap penyebaran hoaks.

Dia menjelaskan, mekanisme pengungkapan sebuah laporan dilakoni oleh bagian verification chekcer. Jika aduan berupa gambar, langkah pertama yang dilakukan adalah mencari gambar/foto dari sumber asli dan terpercaya.

"Sebenarnya yang paling gampang ini, masyarakat juga bisa melakukannya dengan image search dari Google yang bisa memeriksa foto ini awalnya dari mana dan apakah sudah pernah ter-publish sebelumnya dengan judul lain atau tidak," tutur Enda saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (5/1/2019).

Setelah itu, lanjut dia, tim memanfaatkan jejaring resmi apabila laporan tersebut berhubungan dengan kepolisian. Jika terkait bencana, maka akan ditanyakan langsung ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

"Sisanya kita andalkan relawan, misalkan berhubungan dengan wilayah kota/kabupaten Jabar untuk mencari atau klafikasi langsung di lapangan," terangnya.

Selain itu pihaknya pun menggunakan aplikasi khusus untuk memantau peredaran informasi di media sosial dan Hoax Analyzer. Meski memanfaatkan aplikasi khusus, untuk memastikan keakuratan data fakta, tetap harus diverifikasi secara manual.

"Kita memanfaatkan Hoax Analyzer buatan anak Bandung, tapi memang harus dikombinasikan secara manual karena dia bisa menentukan apakah hoaks atau tidak berupa tingkat persentase kepercayaan. Kita harus tetap memberikan klarifikasi dan didukung fakta sumber lain," pungkasnya.
Editor: redaktur

Komentar