Tridinews.com - Perdana Menteri Thailand, Anutin Charnvirakul, menegaskan negaranya belum mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Kamboja, membantah klaim sebelumnya dari Presiden AS, Donald Trump. Thailand menilai ancaman terhadap kedaulatan dan keselamatan warga masih nyata, sementara serangan lintas batas terus terjadi.
Militer Thailand melaporkan tembakan artileri dan serangan udara yang belum sepenuhnya berhenti. Sementara Kamboja menuding Thailand terus melakukan pemboman menggunakan jet tempur dan artileri. PM Charnvirakul menegaskan operasi militer akan terus berlangsung sampai ancaman dianggap hilang.
Sejak awal pekan ini, sedikitnya 14 tentara Thailand tewas, termasuk korban terbaru di wilayah sengketa Chong An Ma, salah satu titik pertempuran paling intens. Meskipun ASEAN mendorong diplomasi dan penghentian pertempuran, ketegangan di perbatasan Thailand–Kamboja diperkirakan akan berlanjut tanpa kesepakatan konkret.
Di tengah konflik, Thailand juga menandatangani kontrak senjata senilai 108 juta dolar AS (Rp1,7 triliun) untuk membeli sistem pertahanan udara Barak MX buatan Israel. Sistem ini menjadi kemampuan pertahanan udara jarak menengah pertama Thailand dalam beberapa dekade, bertujuan memperkuat postur militer menghadapi ancaman modern.
Thailand Tegaskan Perang Belum Berakhir, Serangan ke Kamboja Lanjut
. (net)