Tridinews.com - Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat pada akhir November 2025 terus menimbulkan dampak serius. Hingga Minggu (7/12/2025) sore, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 940 korban meninggal, 265 orang masih hilang, serta 5 ribu warga luka-luka. Sementara 147.300 unit rumah mengalami kerusakan.

Wilayah dengan korban jiwa terbanyak berada di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, sedangkan kabupaten/kota dengan jumlah korban meninggal terbanyak adalah Agam, Aceh Tamiang, dan Bener Meriah.

Enam Wilayah Masih Terisolir

Pasca bencana, enam wilayah di tiga provinsi ini masih terisolir, membuat ribuan desa atau nagari sulit dijangkau. BNPB dan pemerintah menyalurkan bantuan melalui jalur udara sambil terus mempercepat pembukaan akses darat.

Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, menjelaskan rinciannya dalam rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Lanud Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar.

Aceh: Kabupaten Bener Meriah (232 desa/gampong) dan Aceh Tengah (295 desa di 14 kecamatan) masih terdampak parah. Sementara Aceh Tamiang yang sebelumnya sangat terisolir, kini bantuan sudah bisa disalurkan melalui jalur darat.

Sumatera Utara: Kabupaten Humbang Hasundutan dan Tapanuli Utara masih terisolir. Bantuan logistik disalurkan melalui udara, sementara upaya membuka akses jalan terus dikebut, khususnya jalur dari Tapanuli Utara ke Tapanuli Tengah melalui Sibolga yang masih terputus di Kecamatan Adian Koting. Jalur dari Tapanuli Selatan menuju Mandailing Natal hanya bisa dilalui sepeda motor.

Sumatera Barat: Wilayah yang masih terisolasi berada di Kabupaten Agam (beberapa kecamatan dan lima nagari) dan Pesisir Selatan (satu kecamatan dan tiga nagari). Bantuan di Pesisir Selatan masih disalurkan melalui udara.

BNPB menegaskan akan terus memastikan bantuan logistik sampai ke tangan warga di wilayah-wilayah yang terdampak, termasuk yang masih terisolir, agar kebutuhan mendesak segera terpenuhi.